TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Angkatan Darat Israel pada hari Ahad (7/1/2018) mengumumkan bahwa mereka telah menahan 3.617 orang Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza tahun lalu, meningkat dibandingkan penangkapan pada tahun 2016 yang berjumlah 3.313 orang Palestina.
Dua puluh orang Israel mati dalam 99 serangan atau percobaan serangan di Tepi Barat dan Yerusalem pada 2017, dibandingkan dengan 17 dari 226 serangan pada tahun 2016 dan 28 pada tahun 2015, kata Angkatan Darat dalam sebuah pernyataan.
Pada eskalasi terbaru di perbatasan dengan Jalur Gaza, tentara Israel mengatakan: 35 roket ditembakkan dari Jalur Gaza tahun lalu, termasuk 30 roket yang ditembakkan setelah keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, diumumkan pada bulan Desember yang lalu , sepuluh roket mendarat di daerah pemukiman.
Angkatan Darat memperkirakan bahwa jumlah roket dan rudal yang ditembakkan pada tahun 2017 dari Jalur Gaza, adalah yang terbesar sejak perang di Gaza pada tahun 2014, namun perbatasan tersebut masih dianggap tenang sehubungan upaya gerakan Hamas Palestina untuk mencegah eskalasi, menurut pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Angkatan Darat melakukan 59 serangan di Gaza, sebagai tanggapan atas peluncuran rudal ini, dan di antara serangan tersebut beberapa sasaran penting seperti penghancuran terowongan dan infrastruktur untuk pembuatan senjata dan rudal.
Keputusan Trump untuk memindahkan kedutaan AS ke Tel Aviv memicu gelombang kemarahan dan konfrontasi di wilayah-wilayah pendudukan, yang terbentang dari Jalur Gaza yang terkepung ke Tepi Barat. (st/nedaa)