KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Ulama terkemuka Syaikh Yusuf al-Qaradawi telah dijatuhi hukuman oleh pengadilan Mesir untuk menjalani hukuman penjara seumur hidup.
Syaikh Qaradhawi dijatuhi hukuman secara in absentia oleh sebuah pengadilan militer Mesir pada hari Kamis (18/1/2018), dengan tuduhan "hasutan untuk membunuh", "menyebarkan berita palsu" dan "merusak kepentingan umum".
Pengadilan yang sama menjatuhkan hukuman mati terhadap delapan orang, termasuk empat orang in absentia, karena dituduh terlibat dalam tindak kekerasan pada tahun 2015, sebuah sumber pengadilan setempat mengatakan kepada Anadolu Agency.
Bersama Qaradawi, 16 orang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Tindakan kekerasan yang dituduhkan tersebut termasuk pembunuhan seorang petugas polisi di Kairo, sumber peradilan tersebut mengatakan dengan syarat anonim karena pembatasan berbicara dengan media. Semua narapidana bisa mengajukan banding atas putusan tersebut.
Terdakwa yang diadili secara in absentia akan menerima pemeriksaan ulang jika mereka ditangkap atau menyerahkan diri mereka ke pihak berwenang.
Qaradawi, yang berbasis di Doha, memimpin Persatuan Ulama Islam Internasional, satu dari 12 institusi dan 59 individu yang Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab telah masukkan dalam daftar hitam sebagai organisasi "teroris".
Kwartet Arab adalah di balik boikot Qatar yang sekarang memasuki bulan ke delapan, memotong semua hubungan ekonomi dan diplomatik dengan negara tersebut atas tuduhan bahwa pihaknya mendukung kelompok jihad - sebuah tuduhan yang secara kategoris ditolak Qatar.
Surat kabar UEA The National pada hari Kamis melaporkan ulama berusia 91 tahun itu akan menjadi subyek sebuah film dokumenter yang disiarkan oleh televisi Saudi Al-Arabiya TV, dengan meneliti fatwa yang dikeluarkan oleh Qaradawi, yang "beberapa orang dianggap ekstrem dan kejam".
Qaradhawi adalah salah satu ulama Sunni terkemuka di dunia dan telah mendukung gerakan revolusioner di Suriah, Libya dan Mesir yang menyebar melalui dunia Arab pada tahun 2011.
Dia mengkritik peran Syi'ah Hizbullata Libanon di Suriah yang mendukung Bashar al-Assad, yang menggambarkannya sebagai "partai setan" karena "menabur perselisihan di kalangan umat Islam".
Qaradawi juga mengkritik Syi'ah Iran karena perannya dalam mendukung rezim Suriah.
Pernah dianggap sebagai pembimbing spiritual Ikhwanul Muslimin, Qaradawi sebelumnya telah mengecam teror dan menggambarkan kekhalifahan Islamic State (IS) sebagai "kekosongan di bawah syariah". (st/TNA)