PARIS, PRANCIS voa-islam.com) - Polisi Prancis pada hari Rabu (32/1/2018) menahan cendekiawan Muslim terkemuka Swiss Tariq Ramadan, seorang sumber hukum mengatakan, beberapa bulan setelah dua wanita mengajukan tuntutan perkosaan terhadapnya.
Profesor Oxford itu dipanggil untuk diinterogasi ke kantor polisi Paris dan ditahan "sebagai bagian dari penyelidikan awal di Paris atas tuduhan pemerkosaan dan penyerangan," kata sumber tersebut.
Ramadan, cucu pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir, Hasan Al-Banna, telah menolak keras tuduhan pemerkosaan dari dua wanita yang muncul akhir tahun lalu, saat skandal Harvey Weinstein terbentang di AS.
Henda Ayari, seorang aktivis feminis, mengatakan Ramadan memperkosanya di sebuah kamar hotel di Paris pada tahun 2012, sementara seorang wanita cacat yang tidak disebutkan namanya juga menuduh sang akademisi memperkosanya di sebuah kamar hotel di Lyon pada tahun 2009.
Pada bulan November, Universitas Oxford mengumumkan bahwa Ramadan, 55 tahun, cuti dari jabatannya sebagai profesor studi Islam kontemporer, "dengan kesepakatan bersama."
Ramadan, populer di kalangan Muslim konservatif dan seorang panellist reguler di debat TV di Prancis, menghadapi tuduhan reguler dari kritikus sekuler bahwa dia mempromosikan bentuk politik Islam.
Ayari, seorang "aktivis sekuler", merinci tuduhan pemerkosaa terhadapnya dalam sebuah buku yang diterbitkan tahun lalu, tanpa menyebutkan nama Ramadan.
Namun pada bulan Oktober dia mengatakan bahwa dia telah memutuskan untuk menyebutnya di depan umum, didorong oleh ribuan wanita yang berbicara menentang penyerangan seksual dan pelecehan di bawah kampanye online "Saya Juga" dan setara dengan Prancis, "Balance Ton Porc" (Squeal on your pig).
Ayari, yang mengajukan pengaduan perkosaan terhadap Ramadan pada 20 Oktober, menuduhnya, "entah Anda mengenakan jilbab atau Anda diperkosa." "Dia mencekikku begitu keras sehingga kupikir aku akan mati," katanya pada surat kabar Le Parisien.
Ramadan membantah tuduhan kedua wanita tersebut, dan juga tuduhan lebih lanjut di media Swiss tentang pelecehan seksual terhadap gadis remaja di tahun 1980an dan 1990an, menyebutnya sebagai "kampanye kebohongan yang diluncurkan oleh musuh-musuh saya. (st/an)