TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Pemerintah Libya telah menahan seorang warga negara India sebagai "tawanan perang" karena bergabung dengan Islamic State (IS), Kementerian Urusan Luar Negeri India mengumumkan pekan ini, Libya Observer melaporkan.
Tabrez Tambe diduga meniggalkanIndia pada Januari 2016 untuk bergabung dengan IS di Libya dan kemudian ditangkap setelah pihak berwenang Libya diberitahu tentang kepergiannya ke negara tersebut.
Menurut Indian Express, Skuad Anti-Terorisme Maharashtra (ATS) mengirim surat ke pemerintah Libya untuk meminta penahanan Tambe.
"Badan anti terorisme negara menindaklanjuti dengan pihak berwenang Libya dengan mengirimkan surat yang masih belum terjawab," kata seorang pejabat senior dari departemen luar negeri India.
"Ini bisa menjadi kasus pertama di negara ini dan pasti di negara bagian dimana permintaan resmi dikirim ke pengadilan di luar negeri untuk membawa seorang [anggota IS] ke pengadilan."
Menurut pejabat tersebut, adik laki-laki Tambe Saud menulis surat kepada duta besar India di Libya tahun lalu untuk meminta informasi dan bantuan dalam menemukan dan memulangkan saudaranya ke India.
Tambe diduga pergi ke Libya untuk bergabung dengan Islamic State pada Januari 2016 setelah mengaku telah mendapat pekerjaan di Mesir.
Tambe diketahui oleh pihak berwenang setelah seorang dokter India yang ditawan oleh kelompok tersebut dapat mengidentifikasi dirinya secara positif.
"Tuntunan pertama terjadi ketika Tambe diidentifikasi oleh Dr Ramamurthy Kosanam, seorang dokter dari Andhra Pradesh, yang diselamatkan dan dibawa kembali ke India pada bulan Februari 2017. Dr Kosanam telah ditahan oleh militan [IS] selama sekitar dua tahun. Dia mengidentifikasi Tambe sebagai petugas medis di rumah sakit dimana dokter dipaksa bekerja oleh kelompok militan tersebut, "Indian Express melaporkan.
Setelah identifikasi positif, badan keamanan India mencoba melacaknya di negara tersebut dan diberi tahu oleh pihak berwenang Libya bahwa dia dalam tahanan. Tidak jelas otoritas mana di Libya yang menahanTambe.
Islamic State telah kehilangan wilayahnya di Libya sejak Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh jenderal pemberontak Khalifa Haftar melakukan operasi melawan kubu kelompok tersebut di Sirte, Darna dan Benghazi sejak tahun 2014. (st/MeMo)