View Full Version
Ahad, 18 Feb 2018

Libanon Paksa Mahasiswa Asal Suriah Jauhi Perempuan Libanon Selama Masa Studi

BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Pihak berwenang Libanon mendapat kecaman setelah mereka diketahui memaksa mahasiswa Suriah untuk menandatangani kontrak yang menjanjikan untuk tidak menjalin hubungan dengan perempuan setempat sebagai syarat untuk berkuliah di sana,  The New Arab melaporkan hari Sabtu (17/2/2018) mengutip media setempat.

Kelompok Hak Asasi Legal Agenda pada hari Kamis menerbitkan gambar janji yang dikeluarkan oleh badan keamanan umum negara tersebut.

"Saya, penandatangan, yang merupakan orang Syria, menyatakan bertanggungjawab secara perdata dan pidana bahwa saya saat ini tidak memiliki hubungan atau hubungan mengikat apa pun dengan wanita Libanon," satu dokumen berbunyi.

"Saya berjanji untuk tidak menikahi wanita Libanon selama masa studi dan tinggal di Libanon," tambahnya.

Seorang siswa Suriah mengatakan kepada kelompok hak asasi manusia tersebut bahwa dia diminta untuk menandatangani salah satu kontrak sebelum dia diizinkan untuk mulai belajar di negara itu.

Libanon, sebuah negara berpenduduk empat juta jiwa, menampung kurang dari satu juta orang Suriah yang mencari perlindungan dari perang yang berkecamuk di tanah air mereka sejak 2011.

Seorang sumber di Direktorat Keamanan Umum mengatakan kepada surat kabar lokal The Daily Star bahwa mahasiswa asing telah menandatangani kontrak tersebut sejak 2003.

"Ada beberapa [orang] yang akan menikahi wanita Lebanon sehingga mereka dapat menerima tempat tinggal permanen, dan kemudian mereka menceraikan, dan mereka tetap menjadi penduduk tetap," kata sumber tersebut.

Dia menambahkan bahwa prosedur tersebut diterapkan pada mahasiswa agama dari semua negara.

Laporan tersebut telah membuat marah beberapa komentator media sosial, yang telah menuduh pemerintah Libanon melakukan "rasisme yang dilembagakan" terhadap pengungsi Suriah.

Banyak orang Libanon memiliki prasangka yang sangat berakar terhadap orang-orang Suriah, beberapa di antaranya merupakan warisan kehadiran hampir 30 tahun tentara Suriah di negara tersebut. Sementara yang lain, dikatakan karena takut pengungsi akan mengambil pekerjaan dengan pendapatan rendah dan membuat orang kehilangan pekerjaan.

Pihak berwenang Libanon juga telah dikritik keras di masa lalu karena mewajibkan pekerja rumah tangga asing perempuan untuk menandatangani janji serupa, berjanji untuk tidak menikahi pria Libanon. (st/TNA)


latestnews

View Full Version