View Full Version
Senin, 26 Feb 2018

Saudi Izinkan Wanita Bergabung dalam Militer

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Arab Saudi telah mulai mengizinkan perempuan untuk bergabung dengan angkatan bersenjata sebagai bagian dari program Visi 2030 kerajaan.

Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh divisi Keamanan Umum negara tersebut pada hari Ahad (35/2/2018), wanita sekarang dapat mengajukan pendaftaran dalam jajaran tentara.

Agar bisa diterima calon perempuan harus memenuhi 12 syarat, termasuk menjadi warga negara Saudi yang dibesarkan di negara tersebut.

Mereka juga harus berusia 25 sampai 35 tahun, memiliki pendidikan SMA, dan harus lulus tes kesehatan. Mereka juga harus lebih tinggi dari 155 sentimeter, dengan rasio berat terhadap tinggi badan yang sesuai.

Wanita yang menikah dengan orang non-Saudi, wanita yang memiliki catatan kriminal, dan wanita dengan riwayat pekerjaan pemerintah sebelumnya tidak dapat mengajukan permohonan.

Pengumuman tersebut disampaikan sebagai bagian dari dorongan reformasi sosial dan ekonomi Riyadh, yang dijuluki "Visi 2030," yang diluncurkan oleh Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.

Pada bulan Januari, Arab Saudi mengizinkan wanita memasuki stadion untuk menonton pertandingan sepak bola pria untuk pertama kalinya.

Pada bulan September, Riyadh menyingkirkan larangan mengemudi terhadap perempuan sebagai bagian dari reformasi baru-baru ini.

Arab Saudi adalah negara terakhir di dunia yang mengizinkan perempuan mendapatkan izin mengemudi. Langkah tersebut dilakukan beberapa hari setelah wanita diizinkan masuk ke stadion olahraga untuk pertama kalinya menyaksikan konser.

Diangkat pada tanggal 25 April 2016 sebagai Wakil Putra Mahkota kerajaan Saudi saat itu, rencananya disebut-sebut sebagai cara meyakinkan untuk mengubah negara secara ekonomi pada tahun 2030.

Rencananya, katanya, ditujukan untuk mengakhiri "kecanduan" Arab Saudi terhadap minyak , dan diperkirakan meningkatkan pendapatan non-minyak dari 163,5 miliar riyal (43,6 miliar dolar AS) pada tahun 2015 menjadi 1 triliun riyal (267 miliar dolar) pada tahun 2030. (st/ptv) 


latestnews

View Full Version