GHOUTA, SURIAH (voa-islam.com) - Konvoi bantuan 46 kendaraan milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah tiba Ghouta Timur, menurut laporan reporter Anadolu Agency di Ghouta Timur. Namun, konvoi harus segera kembali karena instruksi dari rezim Bashar Assad.
Dilaporkan 37 kendaraan telah menurunkan bantuan di wilayah Ghouta Timur, namun sembilan kendaraan harus meninggalkan wilayah tanpa menurunkan bantuan untuk masyarakat di sana.
Anggota majelis rakyat distrik Duma, Beyan Raihan mengatakan kepada Anadolu Agency, sekitar pukul 18.00 waktu setempat rombongan PBB mendapatkan tekanan dari rezim agar segera keluar dari wilayah.
“Karena instruksi rezim itu konvoi pun menjadi panik. Lalu pada pukul 19.00 rombongan terpaksa harus terburu-buru keluar tanpa memberi tahu dan berkordinasi dengan kami. Sembilan kendaraan meninggalkan wilayah tanpa menurunkan bantuan,” kata Raihan.
Menurut wartawan Anadolu Agency, rezim Assad terus melakukan serangan sepanjang hari ke Ghouta Timur.
Menurut koresponden Anadolu Agency di Kantor PBB di Jenewa, dilaporkan bahwa rezim Assad mengahalangi masuknya bantuan peralatan medis yang akan menyelamatkan banyak nyawa di Ghouta Timur.
Penanggungjawab dana bantuan PBB (UNICEF) untuk Anak-anak di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, Geert Cappelaere mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah mendapatkan izin dari rezim Assad untuk mengirim konvoi bantuan makanan dan obat-obatan untuk 180.000 penduduk sipil yang tinggal di wilayah Ghouta Timur, khususnya di daerah Duma.
Direktur UNICEF mengungkapkan bahwa rezim Assad dan pendukungnya masih terus melanjutkan serangan meski Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi resolusi yang menyerukan gencatan senjata selama 30 hari. Dia berharap bahwa bantuan-bantuan kemanusiaan tersebut dapat disalurkan ke warga sipil yang sangat membutuhkan di wilayah itu.
Sampai kemarin, sebanyak 814 warga sipil tewas dalam serangan rezim Assad di Ghouta Timur selama dua minggu terakhir.
Sejak kemarin, rezim Assad dan pendukungnya melancarkan sebuah operasi untuk merebut seluruh wilayah Ghouta Timur dengan membagi wilayah tersebut menjadi dua bagian melalui serangan-serangan udara yang didukung Rusia.[fq/anadolu]