MINNESOTA, AS (voa-islam.com) - Yusuf Dayur hanyalah seorang bocah berusia 14 tahun seperti anak-anak sebayanya di Amerika Serikat, tetapi mungkin yang membedakannya adalah dia serius ingin menjadi Presiden AS.
Bocah keturunan Somalia dan beragama Islam ini, tahu persis bagaimana dia akan melakukannya.
"Saya ingin menjadi Presiden AS pertama yang beragama Islam," kata Yusuf, yang tinggal bersama keluarganya di Minnesota, AS, dalam wawancara dengan BBC.
Dalam berbagai wawancara, Yusuf mengaku keinginannya menjadi presiden itu sudah terpatri semenjak belum menginjak bangku sekolah.
"Saya ingin menjadi presiden seperti George W Bush, seperti yang saya lihat di layar televisi," katanya kepada BBC.
Tiga tahun lalu, bocah ini menjadi viral di media sosial setelah mengeluarkan komentar melalui video di Youtube yang isinya kecaman terhadap politikus terkenal Partai Republik yang saat itu maju dalam pencalonan presiden AS, Ben Carson, yang berkulit hitam.
Saat itu, dalam sebuah wawancara, Ben Carson - kini menjabat Menteri Perumahan dan Pengembangan dalam kabinet Trump - menyatakan tidak akan mendukung warga Muslim yang ingin mencalonkan sebagai presiden AS.
"Saya tidak akan mendukung jika ada upaya untuk mendorong Muslim menjadi pemimpin negara ini. Saya sama sekali tak setuju," kata Carson dalam tanya jawab yang disiarkan NBC.
Ben Carson juga mengatakan bahwa Islam tidak cocok dengan undang-undang dasar Amerika.
"Saya tidak akan mendukung jika ada upaya untuk mendorong Muslim menjadi pemimpin negara ini. Saya sama sekali tak setuju," kata Carson dalam tanya jawab yang disiarkan NBC.
Menurut Carson, agama yang dianut presiden Amerika harus sejalan dengan nilai dan prinsip-prinsip negara Amerika.
Pernyataan Carson itu, yang disiarkan di televisi, didengar langsung oleh Yusuf dan membuat dirinya kecewa. Ibunya, Shukri Abukar, masih ingat apa yang ada di bekanya saat itu: pernyataan Carson itu "mematahkan" semangat anaknya.
Tapi Yusuf tidak hanya sebatas menyesal. Dibantu oleh ibunya, dia membuat pernyataan yang kemudian direkam dalam video dan kemudian diunggah ke You Tube dan Facebook.
"Setelah mengerjakan pekerjaan rumah (PR), saya kemudian memutuskan untuk menanggapi pernyataan Ben Carson melalui video," ungkap siswa sekolah menengah di kawasan Eden Prairie, Minnesota.
Dalam video tersebut, Yusuf kembali meneguhkan keinginannya untuk menjadi orang nomor satu di negara itu.
"Saya akan menjadi presiden AS pertama yang beragama Islam," tegasnya. "Dan, Anda akan melihatnya kelak."
Sontak saja, video ini menjadi viral di media sosial. Sejak saat itulah, nama Yusuf makin dikenal publik AS. Dia kemudian tertarik untuk membuat video yang isinya menyoroti masalah politik, ekonomi dan sosial.
Kebetulan saat itu suhu politik di negara itu memanas akibat pemilu presiden. Kebijakan calon presiden Trump yang anti-imigran, terutama dari negara-negara Islam di Timur Tengah, kemudian menjadi kritikan Yusuf dalam beberapa program videonya.
"Saya ingin menjadi Presiden AS dan siapapun boleh mencalonkan untuk jabatan itu, tanpa melihat warna kulit atau latar agamanya," tegas Yusuf. Saat Pemilu Presiden AS lalu, Yusuf mendukung pencalonan Hillary Clinton.
Keseriusan bocah 14 tahun untuk menjadi presiden, kemudian ditindaklanjutinya dengan aktif di media sosial, seperti di Twitter dan You Tube.
Setelah lulus sekolah menengah atas, Yusuf berencana untuk melanjutkan kuliah di jurusan kriminologi, sebelum meniti dari karier politik di tingkat bawah untuk akhirnya mencalonkan diri sebagai Presiden AS.[fq/bbc]