SANA'A, YAMAN (voa-islam.com) - Pemberontak Syi'ah Houtsi telah membunuh 675 wanita di Yaman selama tiga tahun terakhir konflik tersebut, menteri urusan sosial dan buruh mengatakan hari Kamis (8/3/2018).
"Milisi kudeta [Houtsi] telah membunuh lebih dari 675 wanita sejak kudeta mereka terhadap pemerintah yang sah," kata Ibtihaj Abdullah Al-Kamal.
"112 wanita terbunuh, 236 terluka dan lebih dari 4.500 kasus kekerasan terhadap perempuan didaftarkan di sejumlah provinsi."
Al-Kamal kemudian mengatakan kelompok Syi'ah Houtsi membentuk brigade militer wanita, merekrut lebih dari 350 wanita dan menggunakannya dalam operasi militer dan penggerebekan.
Pernyataan tersebut dibuat Kamis pada Hari Perempuan Internasional, di mana dunia menyaksikan perayaan, pemogokan dan demonstrasi untuk menandai hari itu.
Pada bulan Mei tahun lalu, dilaporkan bahwa pemberontak Syi'ah Houtsi membuka kamp pelatihan untuk wanita yang saat itu dieksploitasi dan ditempatkan di seluruh Yaman.
Pemberontak Syi'ah Houtsi menguasai ibukota Sana'a pada bulan September 2014, dengan bantuan sekutu mereka saat itu mendiang dan mantan presiden Ali Abdullah Saleh serta pasukan yang setia kepadanya.
Koalisi pimpinan Saudi diundang oleh Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi yang diakui secara internasional untuk menetralisir ancaman teritorial oleh kelompok pemberontak Syi'ah Houtsi pada bulan Maret 2015.
Wanita di Yaman juga berada di garis depan untuk mencari proses hukum dan ganti rugi untuk anggota keluarga laki-laki yang diculik.
Sekelompok 20 wanita yang menjalankan Organisasi Asosiasi Ibu yang Diculik diluncurkan pada bulan April 2016 yang mengadakan demonstrasi reguler melawan pemberontak kaki tangan Iran tersebut.
Protes juga telah dilakukan terhadap penjara koalisi pimpinan-Saudi.
Human Rights Watch mengatakan Syi'ah Houthi melakukan penculikan, penghilangan paksa dan penyiksaan terhadap sejumlah individu, termasuk wartawan dan tahanan politik. (st/MeMo)