MANILA FILIPINA (voa-islam.com) - Pertempuran empat hari antara pasukan pemerintah dan Pejuang Pembebasan Islam Bangsamoro (BIFF) di Filipina selatan telah menyebabkan sedikitnya 44 gerilyawan terbunuh dan 26 lainnya cedera, klaim seorang pejabat militer.
Letnan Kolonel Gerry Besana dari Divisi Infanteri ke-6 Angkatan Darat (6ID) mengatakan bahwa bentrokan tersebut terjadi di tiga desa di provinsi Maguindanao.
Kapten Arvin Encinas, juru bicara 6ID, mengatakan kepada Arab News bahwa baku tembak terjadi sekitar pukul 6:00 pagi pada hari Kamis di Barangay Lower Salbu, kota Datu Saudi Ampatuan di Maguindanao.
Dia mengatakan tentara melakukan operasi keamanan di daerah tersebut ketika mereka melihat sekitar 50 pejuang yang dipimpin oleh seorang Komandan Peni dari faksi BIFF di bawah Imam Minimbang alias Komandan Karialan.
Menurut Encinas, pasukan dikirim ke daerah tersebut menyusul laporan dari masyarakat sipil mengenai adanya orang-orang bersenjata di desa mereka.
"Begitu tentara kita melihat kelompok bersenjata tersebut, mereka segera menembaki musuh yang memicu baku tembak," kata juru bicara 6ID. Besana, sementara itu, mengatakan pertempuran tersebut berlangsung sampai Jumat.
Dia menekankan, bagaimanapun, bahwa militer tidak membatalkan operasi sehingga pasukan terus mengejar pejuang BIFF.
Pejabat tersebut juga mengatakan bahwa sementara yang pada awalnya ditemui oleh pasukan pemerintah adalah orang-orang bersenjata BIFF di bawah Karialan, dari dua faksi BIFF lainnya yang dipimpin oleh Imam Bongos, alias Komandan Bongos, dan Esmael Abdulmalik, alias Abu Turaife, memperkuat rekan mereka dan bergabung dalam baku tembak yang menyebar ke Barangay Tipango juga di Datu Saudi Ampatuan dan Barangay Malangog di kota tetangga Datu Unsay Ampatuan.
Lebih lanjut dia mengklaim bahwa pada permulaan pertempuran, tentara telah mampu membunuh setidaknya enam pejuang BIFF selama operasi darat.
Dan pada hari kedua, dengan dukungan artileri dan serangan udara, pasukan pemerintah membunuh lebih banyak anggota BIFF, sehingga jumlah korban meninggal menjadi 44 orang.
Dari anggota BIFF yang terbunuh, 34 dilaporkan diidentifikasi oleh keluarga mereka.
Beberapa bom improvisasi juga ditemukan oleh tentara. "Jadi, kita masih mengejar 200 anggota BIFF," kata Besana, menjelaskan bahwa perkiraan militer terhadap kekuatan total kelompok tersebut sekitar 300.
Pasukan yang mengejar, tambahnya, harus masuk ke perairan dalam untuk mengejar musuh karena bentrokan tersebut terjadi di rawa-rawa besar provinsi Maguindanao.
BIFF pada awalnya dipimpin oleh komandan Ameril Umbra Kato yang memisahkan diri dari Front Pembebasan Islam Moro (MILF) menyusul penandatanganan yang gagal pada tahun 2008 dalam Memorandum of Agreement on Ancestral Domain (MoA-AD) yang oleh Mahkamah Agung dinyatakan inkonstitusional.
Tapi setelah meninggalnya Kato pada tahun 2015, BIFF terpecah menjadi tiga faksi yang dipimpin oleh Karialan, Bongos, dan Turaife. (st/an)