GHOUTA TIMUR, SURIAH (voa-islam.com) - Pejuang oposisi Suriah mulai meninggalkan Ghouta Timur pada hari Kamis (22/3/2018), media pemerintah mengatakan, di bawah kesepakatan evakuasi pertama dari daerah oposisi oposisi di luar Damaskus.
Televisi negara mengumumkan "kepergian 547 orang dari Harasta sejauh ini, termasuk 88 pejuang".
Sebuah sumber militer mengatakan kepada AFP bahwa pejuang oposisi dan warga sipil yang menyertainya telah naik bus dan menunggu di zona penyangga untuk menyeberang ke wilayah yang dikuasai rezim.
Sebelumnya, kantor berita Reuter hari Rabu mengutip dua sumber oposisi mengatakan bahwa sebuah kelompok oposisi di Ghouta Timur yang dikepung di Suriah telah setuju untuk meletakkan senjata dalam kesepakatan yang diperantarai Rusia untuk meninggalkan bagian dari benteng pemberontak terakhir yang tersisa.
Para anggota Ahrar al-Sham yang mengendalikan kota Harasta yang terkepung telah sepakat untuk berhenti berperang dengan imbalan jalan yang aman ke daerah-daerah yang dikuasai oposisi dan sebuah tawaran untuk diampuni di bawah rekonsiliasi lokal dengan pihak berwenang untuk mereka yang ingin tinggal.
Tentara Suriah dan pasukan sekutu telah merebut kembali 70 persen wilayah yang berada di bawah kendali oposisi di daerah kantong itu setelah berminggu-minggu dibombardir dengan sangat brutal dan biadab.
Serangan rezim Suriah tanpa henti didukung oleh kekuatan udara Rusia yang dimulai bulan lalu telah menewaskan 1000 lebih warga sipil ketika serangan udara menghantam daerah pemukiman di mana ribuan orang berlindung di ruang bawah tanah di seluruh daerah kantong padat penduduk tersebut.
Kesepakatan evakuasi terjadi setelah pengepungan dan pemboman biadab bertahun-tahun yang menjadi strategi utama tentara Suriah untuk memaksa pejuang oposisi menyerah dan membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad merebut kembali semua daerah seperti Aleppo, Homs dan daerah lainnya.
"Kesepakatan itu telah diselesaikan dan itu bisa mulai berlaku segera setelah gencatan senjata diumumkan pada awal Rabu," kata seorang pejabat yang akrab dengan pembicaraan yang telah berlangsung selama beberapa hari.
Ini akan dimulai dengan evakuasi warga sipil yang terluka, ia menambahkan, mengatakan warga sipil yang tersisa di kota itu "menghadapi penderitaan yang tak terkatakan". (st/scn)