View Full Version
Sabtu, 24 Mar 2018

Rezim Teroris Assad Kuasai 90 Persen Ghouta Timur Setelah Harasta Dikosongkan dari Oposisi

GHOUTA TIMUR, DAMASKUS (voa-islam.com) - Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok monitor yang berbasis di Inggris, mengatakan setelah evakuasi bahwa rezim telah merebut kembali kendali atas lebih dari 90 persen Ghouta Timur.

Sebelumnya pada hari Jum'at (23/3/2018) televisi pemerintah Suriah mengatakan sebuah kota yang pernah jadi tempat kubu oposisi di Ghouta Timur yang dibombardir secara biadab di luar Damaskus telah "dikosongkan" oleh para pejuang oposisi.

Televisi pemerintah Suriah mengumumkan "akhir dari evakuasi pejuang dan keluarga mereka dari Harasta ... Harasta telah dikosongkan dari teroris," katanya, merujuk pada para pejuang oposisi.

Serangan biadab rezim yang meletus sejak 18 Februari di benteng pertahanan terakhir di luar Damaskus telah memecah wilayah oposisi yang tersisa menjadi tiga kantong yang menyusut, masing-masing dipegang oleh faksi yang berbeda.

Damaskus dan sekutunya Moskow telah menerapkan strategi "pergit atau mati" dengan serangan udara mematikan di daerah kantong tersebut.

Merebut Ghouta timur, daerah semi-pedesaan yang luas yang telah di luar dari kontrol pemerintah sejak 2012 dan terletak di dalam jangkauan mortir pusat Damaskus, dijadikan prioritas oleh rezim tahun ini.

Evakuasi Harasta datang sebagai bagian dari kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Rusia, yang telah memainkan peran kunci dalam serangan brutal mematikan yang diluncurkan terhadap wilayah itu pada 18 Februari.

Masing-masing dari ketiga kantong itu mengalami pemboman dahsyat, yang pada dasarnya memaksa para oposisi yang mengendalikan wilayah itu untuk menyetujui evakuasi demi keselamatan warga sipil yang tinggal di daerah tersebut.

Serangan di Ghouta Timur telah menyebabkan kemarahan yang meluas dan menandai salah satu episode tergelap dari perang yang memasuki tahun kedelapan bulan ini.

Observatorium mengatakan bahwa lebih dari 1.600 warga sipil telah terbunuh dalam waktu lebih dari satu bulan serangan di kota itu. (st/AFP) 


latestnews

View Full Version