RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Sebuah koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi pada hari Senin (26/3/2018) mengancam melakukan pembalasan terhadap Iran, mengatakan kekuatan Syi'ah itu berada di balik serangan rudal pemberontak Houtsi Yaman terhadap kerajaan tersebut.
Pasukan Saudi mengatakan mereka mencegat tujuh rudal pada hari Ahad, termasuk di ibukota Riyadh, dalam eskalasi mematikan yang bertepatan dengan ulang tahun ketiga dari intervensi koalisi di Yaman. Menampilkan puing-puing di sebuah konferensi pers di Riyadh tentang apa yang dikatakannya adalah fragmen dari rudal-rudal tersebut, koalisi mengatakan analisis forensik menunjukkan bahwa mereka dipasok ke pemberontak Syi'ah Houtsi oleh sekutu mereka Iran.
Kami "berhak untuk menanggapi Iran pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat," kata juru bicara koalisi Turki al-Malki kepada wartawan. Serangan rudal itu menghasilkan korban tewas pertama yang dilaporkan akibat tembakan Houtsi di ibukota Saudi.
Warga negara Mesir, Abdul-Moteleb Ahmed, 38 tahun, meninggal seketika di tempat tidurnya ketika apa yang tampaknya pecahan peluru panas menghantam ruang bobroknya di distrik Um al-Hammam di Riyadh, meninggalkan lubang yang menganga di atap, saksi mengatakan kepada AFP di lokasi.
Tiga pekerja Mesir lainnya di ruangan yang sama terluka dan dirawat di rumah sakit, kata mereka.
Pemberontak Syi'ah Houtsi mengatakan di televisi Al-Masirah mereka bahwa Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh adalah salah satu sasarannya. Malki mengatakan pemberontak Syi'ah Houtsi di Sana'a menggunakan bandara di sana untuk meluncurkan rudal di wilayah Saudi, menambahkan koalisi telah menargetkan "pengiriman rudal" di fasilitas tersebut.
Iran sendiri telah berulang kali menolak mengakui bahwa mereka mempersenjatai para pemberontak kaki tangannya meski bukti-bukti kuat telah menunjukkan hal itu. (st/AFP)