WINA, AUSTRIA (voa-islam.com) - Pemerintah sayap kanan Austria pada Rabu (4/4/2018) mengungkapkan rencana untuk melarang gadis-gadis Muslim di bawah usia 10 tahun dari mengenakan jilbab.
Dikatakan bahwa melarang jilbab dikenakan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar bertujuan untuk memerangi apa yang mereka lihat sebagai ancaman terhadap budaya arus utama Austria dari beberapa Muslim.
"Tujuan kami adalah untuk menghadapi perkembangan masyarakat paralel di Austria," kata Kanselir Sebastian Kurz kepada radio ORF.
"Gadis-gadis yang mengenakan jilbab di taman kanak-kanak atau sekolah dasar tentu saja bagian dari itu."
Jika itu menjadi hukum, larangan itu akan berlaku untuk anak perempuan hingga sekitar usia 10 tahun.
Berbicara pada konferensi pers bersama Wakil Wakil Kanselir Heinz-Christian Strache dari mitra koalisi FPO, Kurz mengatakan: "Beberapa dekade yang lalu kami tidak memiliki ini di Austria dan sekarang itu terjadi terutama di TK Islam tetapi juga di sana-sini di perusahaan publik dari Wina dan kota-kota lain. " Namun ia gagal menghasilkan bukti dari "fenomena yang berkembang" di sekolah-sekolah.
Menteri Pendidikan Heinz Fassmann mengakui bahwa undang-undang itu akan menjadi tindakan "simbolis", terlepas dari berapa banyak anak yang benar-benar terpengaruh.
Koalisi Demokrat Sosial dan konservatif Kurz sebelumnya, mengesahkan undang-undang yang melarang penutup wajah termasuk burqa Muslim di ruang publik, tetapi perempuan dan anak perempuan bebas mengenakan jilbab reguler.
Carla Amina Baghajati, juru bicara Komunitas Agama Islam di Austria, menyebut perdebatan tentang jilbab "masalah marjinal", yang telah diberi perhatian yang tidak proporsional.
Setiap sekolah yang terkena masalah harus terlibat dalam "dialog", katanya kepada AFP. (st/TNA)