ISTANBUL (voa-islam.com) - Kota Istanbul Turki pada Jumat lalu jadi tuan rumah sebuah konferensi tentang Islamofobia. Konferensi ini digelar untuk membahas strategi dan kebijakan dalam memerangi Islamofobia.
Konferensi tiga hari, yang diselenggarakan oleh Pusat Islam dan Urusan Global di Universitas Sabahattin Zaim di Istanbul, memiliki tema "Mengkontekstualkan Islamofobia: Dampaknya pada Budaya dan Politik Global."
"Kita perlu memiliki cara berpikir tentang bagaimana kita memahami fenomena Islamofobia," kata Salman Sayyid dari Universitas Leeds, co-editor buku "Thinking Through Islamophobia: Global Perspectives."
Menurut sebuah laporan oleh Yayasan Penelitian Politik, Ekonomi dan Sosial (SETA) yang berbasis di Ankara, gelombang Islamofobia yang meningkat telah terjadi di Eropa.
Laporan Islamofobia Eropa (EIR) mengungkapkan 908 kejahatan, mulai dari serangan verbal dan fisik hingga upaya pembunuhan, menargetkan Muslim di Jerman, serta 664 di Polandia, 364 di Belanda, 256 di Austria, 121 di Prancis, 56 di Denmark, dan 36 di Belgia.
Mehmet Gormez, mantan kepala Direktorat Urusan Agama Turki, juga berbicara di konferensi membahas tentang peran cendekiawan Muslim dalam memerangi Islamofobia.
Menampilkan ulama dari Turki maupun di seluruh dunia, konferensi berfokus pada Islamofobia pada budaya, masyarakat, politik, dan hubungan internasional.
Konferensi ini dimaksudkan untuk memacu diskusi tentang strategi dan kebijakan yang perlu diadopsi dan dikejar untuk mengakhiri atau mengurangi efek berbahaya serta merugikan dari Islamofobia.[fq/worldbulletin]