Pengecaman oleh Inggris dan Prancis ini mengikuti reaksi dunia sebelumnya terhadap serangan gas kimia di Douma, Suriah.
Pasukan rezim Assad menyerang sasaran di distrik Douma di pinggiran kota Damaskus pada Sabtu tengah malam menggunakan gas beracun, yang menyebabkan sedikitnya 78 warga sipil tewas, menurut White Helmets, sebuah badan pertahanan sipil lokal.
Menteri Luar Negeri Boris Johnson pagi ini berbicara dengan timpalannya dari Prancis, Jean-Yves Le Drian, tentang serangan mengerikan di Douma… dan menjelang sidang darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa hari ini [Senin], yang diserukan oleh Inggris bersama sekutu, kata pernyataan itu.
Berbicara kepada Le Drian, Johnson menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk menyelidiki apa yang telah terjadi di Douma dan untuk memastikan tanggapan internasional yang kuat dan kuat.
Para menteri itu mencatat bahwa penyelidik internasional yang dimandatkan oleh Dewan Keamanan PBB telah menemukan rezim Assad yang bertanggung jawab untuk menggunakan gas beracun dalam setidaknya empat serangan terpisah sejak 2014 dan sepakat bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan ini harus dimintai pertanggungjawaban, tambah pernyataan tersebut.
Johnson dan Le Drian keduanya mengutuk penggunaan senjata kimia oleh siapa pun di mana saja dan mereka setuju untuk bekerja sama membela Konvensi Senjata Kimia dan memastikan bahwa tidak ada kekebalan hukum bagi mereka yang menggunakan senjata barbar semacam itu.
Mereka juga setuju bahwa pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York hari ini akan menjadi langkah penting berikutnya dalam menentukan respon internasional dan berbagai pilihan harus di atas meja.
Jerman juga meminta Rusia untuk menghentikan upaya memblokir di Dewan Keamanan PBB dalam mengadopsi resolusi terkait penyelidikan serangan gas kimia di Suriah.[fq/worldbulletin]