KOTA KUWAIT, KUWAIT (voa-islam.com) - Kuwait Airways menangguhkan penerbangan ke dan dari Beirut di tengah kekhawatiran atas keselamatan wilayah udara Libanon jika AS meluncurkan serangan rudal ke Suriah.
Maskapai penumpang berbendera Kuwait itu tidak akan melayani penerbangan ke ibukota Libanon dari Kamis (12/4/2018), Kuwait News Agency melaporkan.
"Langkah itu didasarkan pada peringatan keamanan mengenai keselamatan lalu lintas udara di atas Libanon dan dekat wilayah udara Libanon," kata sebuah pernyataan, menambahkan maskapai itu menerima "peringatan serius" tentang masalah itu dari pihak berwenang Siprus.
Libanon pada Rabu mengubah rute penerbangan sehingga mereka menghindari wilayah udara Suriah.
Badan kontrol lalu lintas udara Eropa juga memperingatkan terhadap perjalanan di atas atau dekat Suriah, mengatakan pilot harus berhati-hati selama 72 jam ke depan.
Langkah itu dilakukan ketika AS, bersama dengan Prancis dan Inggris, mempertimbangkan tindakan militer terhadap pasukan presiden Suriah Bashar al-Assad, yang dituduh memerintahkan serangan kimia yang menewaskan 60 orang.
Gedung Putih pada hari Rabu mengatakan Presiden Donald Trump menganggap Suriah dan sekutunya kunci Rusia "bertanggung jawab" atas pembantaian itu. Dia sebelumnya memperingatkan Moskow untuk "bersiap-siap" untuk serangan rudal.
Perdana Menteri Inggris Theresa May dilaporkan telah memerintahkan kapal selam Inggris untuk memposisikan diri mereka dalam jangkauan rudal Suriah, sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mengisyaratkan untuk menargetkan fasilitas kimia negara itu.
Pada saat yang sama, pasukan Suriah dilaporkan mengosongkan pangkalan udara militer dekat Damaskus karena takut menjadi sasaran serangan Barat, kata pengamat perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. (st/TNA)