JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Hamas hari Senin (16/4/2018) membantah laporan bahwa mereka telah menerima tawaran proposal dari Uni Eropa untuk memerintah Jalur Gaza, Quds Press melaporkan.
Pemimpin politik senior Hamas Atef Adwan mengatakan kepada kantor berita: "Kepemimpinan Hamas tidak menerima proposal resmi atau tidak resmi dari negara-negara Uni Eropa tentang menjalankan Jalur Gaza dengan imbalan gencatan senjata terbatas."
Media lokal melaporkan pada hari Ahad bahwa Uni Eropa telah mengusulkan agar Hamas memikul tanggung jawab untuk situasi kemanusiaan dan ekonomi di Jalur Gaza jika Otoritas Palestina (PA) dan Israel setuju untuk menyalurkan pajak dana Uni Eropa dan Hamas setuju untuk gencatan senjata lima tahun dengan Israel.
Adwan melanjutkan dengan mengatakan bahwa pernyataan final KTT Liga Arab adalah "undangan gratis untuk normalisasi hubungan" dengan Israel.
Dia juga mengatakan bahwa resolusi tentang Yerusalem "tidak ada artinya ketika keputusan AS tentang kota suci telah menjadi kenyataan di lapangan." Pekerjaan harus dilakukan untuk membalikkan keputusan Amerika, lanjutnya.
"Jika tidak ada tekanan atau tindakan praktis untuk membatalkan keputusan AS, saya pikir kita menuju ke situasi yang lebih buruk daripada yang sedang berlangsung," katanya.
KTT itu juga gagal membahas pengepungan Israel 11 tahun di Jalur Gaza dan tindakan keras mematikannya terhadap para pengunjuk rasa damai yang telah keluar sebagai bagian dari Great March of Return, Adwan menambahkan.
KTT Liga Arab diadakan di Arab Saudi pada hari Ahad di mana para pemimpin Arab dan pejabat senior bertemu dan menyatakan Yerusalem sebagai "ibu kota pariwisata Arab" tahun ini. (st/MeMo)