View Full Version
Rabu, 18 Apr 2018

Saudi Bersedia Kirim Pasukan ke Suriah Jika Diminta

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Arab Saudi bersedia mengirim pasukan ke Suriah sebagai bagian dari koalisi yang lebih luas, seandainya gagasan itu diajukan, kata menteri luar negeri kerajaan itu, Selasa (17/4/2018).

Kerajaan itu, yang telah menderita kerugian finansial besar akibat perang yang belum juga usai melawan pemberontak Syi'ah Houtsi di Yaman, mengatakan pihaknya juga akan siap mengirim tentara ke Suriah, lapor televisi Saudi.

Pernyataan itu datang ketika komunitas internasional berebut untuk menyelesaikan konflik Suriah yang brutal yang sedang berlangsung, setelah serangan kimia pekan lalu menewaskan lebih dari 85 warga sipil di Douma dan memicu kemarahan dunia.

Pada hari Selasa, sebuah laporan Wall Street Journal mengatakan Presiden AS Donald Trump sedang berusaha untuk menciptakan pasukan Arab multi-nasional yang dapat menggantikan kehadiran militer AS di Suriah.

Para pejabat AS dilaporkan telah mengulurkan tangan ke Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab dan Mesir tentang penyediaan dana dan sumber daya militer untuk menciptakan kekuatan itu.

Tujuan pemerintahan Trump adalah untuk memblokir Islamic State (IS) dari membangun kembali dirinya di Suriah pada saat yang sama ketika ia berusaha untuk meminimalkan peran AS di negara itu.

WSJ melaporkan rencana tersebut juga telah menarik perhatian Erik Prince, pendiri kontraktor militer swasta atau tentara bayaran Blackwater, yang membantu UAE dan Somalia membentuk pasukan keamanan swasta.

Pada Jum'at malam, Trump mengisyaratkan upaya pemerintahannya agar negara-negara Arab mengambil peran yang lebih besar saat ia mulai tidak sabar dengan perang Suriah. "Kami telah meminta mitra kami untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk mengamankan wilayah asal mereka, termasuk menyumbang lebih banyak uang," katanya.

Namun Arab Saudi, sekutu Arab terbesar AS, telah terjerat dalam perang tiga tahun melawan pemberontak Syi'ah Houtsi di Yaman yang hingga kini belum juga selesai.

Pada bulan Maret 2015, Arab Saudi meluncurkan koalisi negara-negara Arab yang berjuang untuk menggulingkan pemberontak di Yaman dan memulihkan pemerintah negara yang diakui secara internasional untuk berkuasa - menciptakan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia. (st/TNA)


latestnews

View Full Version