Bentrokan antara pemberontak dan tentara pada awalnya pecah pada tahun 2011 di Negara Bagian Kachin setelah 17 tahun gencatan senjata. Kekerasan di Myanmar semakin meningkat, membuka jalan bagi krisis baru dan kemungkinan gelombang pembersihan etnis.
Menurut PBB, lebih dari 5.000 warga sipil mengungsi dari desa-desa di dekat perbatasan Cina dalam tiga minggu terakhir akibat bentrokan antara tentara Myanmar dan Kachin Independence Army (KIA).
Warga Kachin yang terlantar sebagian besar bertumpuk di perbatasan Cina sementara lebih dari 2.000 terdampar di hutan.
Satu konvoi makanan Palang Merah Myanmar dilaporkan dilarang memasuki desa Kachin pekan lalu, kata PBB.
Presiden Kachin Alliance Gum San Nsang mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa komunitas dijanjikan hak untuk menentukan nasib sendiri dan negara otonom.
Dia mengatakan setelah kemerdekaan negara mengatur urusannya sendiri dengan keterlibatan minimal oleh pemerintah pusat.[fq/voa-islam.com]