MANILA, FILIPINA (voa-islam.com) - Militer Filipina hari Sabtu (4/5/2018) mengatakan, pihaknya sedang memeriksa laporan-laporan intelijen bahwa seorang komandan senior Kelompok Abu Sayyaf (ASG) yang berpendidikan Timur Tengah telah gugur setelah terluka dalam serangan artileri di selatan negara itu.
Brigjen Cirilito Sobejana mengklaim bahwa jika pembunuhan yang dilaporkan terhadap Yassir Igasan di provinsi Sulu selatan ternyata benar, itu akan menambah krisis kepemimpinan dalam Abu Sayyaf. ASG telah kehilangan banyak komandan untuk bertempur dan menyerah dalam beberapa tahun terakhir.
Militer menerima intelijen bahwa Igasan terluka parah di bagian kaki oleh tembakan artileri di daerah pedalaman kota Patikul Sulu pada bulan Oktober dan kemudian meninggal , klaim Sobejana.
Beberapa anak buah Igasan, yang telah menyerah, telah mengatakan kepada militer bahwa Igasan belum terlihat atau muncul dalam pertemuan dalam beberapa bulan terakhir, kata seorang perwira intelijen militer, yang berbicara dengan syarat anonim karena kurangnya kewenangna untuk berbicara tentang masalah tersebut.
Igasan adalah salah satu dari sekitar setengah lusin pemimpin faksi Abu Sayyaf tetapi sedikit "istimewa" karena hubungannya dengan kelompok jihadis yang bermarkas di Timur Tengah dan kemampuan berbahasa Arab.
Igasan, yang dididik baik di Libya atau Yordania, telah dianggap sebagai kandidat untuk menjadi pemimpin regional Islamic State berikutnya, kata para pejabat keamanan Filipina.
Pemimpin kelompok itu sebelumnya, Isnilon Hapilon, gugur dalam pertempuran terakhir di kota selatan Marawi tahun lalu. Kota itu rebut oleh para pejuang yang terkait dengan Islamic State pada 23 Mei dan pasukan keamanan berhasil mengusir mereka setelah pertempuran panjang selama lima bulan.
Muncul di akhir 1980-an sebagai cabang dari pemberontakan separatis Muslim selama puluhan tahun di selatan, Abu Sayyaf kehilangan komandan puncaknya di awal pertempuran.
Amerika Serikat dan Filipina telah memasukkan daftar hitam Abu Sayyaf sebagai organisasi teroris untuk pemboman, tebusan penculikan dan pemenggalan kepala.
Meskipun ada kemunduran dalam pertempuran, kelompok kecil namun keras tersebut tetap menjadi ancaman keamanan utama.
Dua polisi wanita dan seorang warga desa diculik di Patikul akhir pekan lalu oleh orang-orang bersenjata yang diduga Abu Sayyaf, yang menuntut tebusan untuk pembebasan mereka, kata polisi. (st/TNA)