ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Mesir dan Israel telah menghalangi pesawat-pesawat Turki menggunakan bandara mereka untuk mengangkut ribuan orang Palestina yang terluka oleh pasukan Israel selama protes di Gaza, kata wakil perdana menteri Turki.
Recep Akdag membuat pengumuman tersebut pada hari Rabu (16/5/2018), Anadolu Agency yang dijalankan pemerintah melaporkan, di tengah meningkatnya keretakan antara Ankara dan Tel Aviv mengenai pembantaian Israel terhadap para demonstran Palestina.
Pasukan Zionis Israel menewaskan sedikitnya 60 orang Palestina dan melukai lebih dari 3.000 orang lainnya sebagian besar dengan tembakan langsung pada hari Senin selama protes terhadap pemindahan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pasukan Israel menembak mati dua pengunjuk rasa lagi pada hari Selasa ketika orang Palestina memperingati Nakba, atau "malapetaka", memperingati lebih dari 700.000 orang Palestina yang diusir dalam perang tahun 1948.
Sejak protes perbatasan dan bentrokan dimulai pada 30 Maret, 116 warga Palestina telah tewas oleh tembakan Israel di Jalur Gaza.
Turki telah menawarkan untuk mengevakuasi orang-orang yang terluka dari Gaza untuk perawatan medis darurat.
Israel telah menolak permintaan atas "masalah keamanan", media setempat telah melaporkan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Rabu, mengecam "keheningan" internasional atas pembunuhan Israel.
"Jika keheningan pada tirani Israel berlanjut, dunia akan dengan cepat terseret ke dalam kekacauan di mana bandit berlaku," kata Erdogan saat makan malam di Ankara.
Turki telah menarik duta besarnya di Tel Aviv untuk konsultasi dan mengatakan kepada duta besar Israel untuk Ankara untuk pergi, juga untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Itu menarik pembalasan dari Israel, yang memerintahkan konsul Turki di Yerusalem untuk pergi untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. (st/TNA)