SARAJEVO, BOSNIA HERZEGOVINA (voa-islam.com) - Pengadilan Bosnia pada hari Kamis (17/5/2018) menolak permintaan dari Tunisia untuk mengekstradisi seorang pria yang dicari karena keterlibatannya dalam pembunuhan seorang insinyur Tunisia yang dikatakan oleh kelompok pejuang Palestina Hamas sebagai anggotanya.
Pengadilan memutuskan bahwa Elvir Sarac, yang menurut hakim dituduh oleh Tunisia "menghasut tindakan teroris dan anggota organisasi teroris, serta merusak ketertiban umum dan keamanan internasional," tidak dapat dikirim ke Tunisia karena tidak ada perjanjian ekstradisi antar negara, Reuters melaporkan.
Sarac, seorang warga Tunisia ditangkap pekan lalu dengan surat perintah Interpol, adalah salah satu dari dua warga negara Bosnia yang dicari oleh Tunisia atas dugaan peran mereka dalam pembunuhan Mohamed Zouari.
Tersangka lainnya telah diidentifikasi sebagai Alen Camdzic, yang ditangkap di Kroasia pada bulan Maret.
Pengadilan Kroasia menyetujui ekstradisinya awal bulan ini, meskipun putusan itu tunduk pada kasasi ke Mahkamah Agung negara itu.
Zouari, warga ganda Tunisia dan Belgia, tewas dalam hujan peluru di luar rumahnya di kota kedua Tunisia, Sfax pada bulan Desember 2016.
Tak lama setelah kematiannya, Hamas mengatakan dia adalah seorang ahli drone yang telah bekerja untuk "perlawanan" selama satu dekade sebelum dibunuh oleh "pengkhianatan Zionis."
Israel menolak untuk menanggapi tuduhan tersebut.
Israel telah bertempur dalam beberapa perang dengan Hamas, yang memerintah Jalur Gaza dan telah berjanji untuk menghancurkan negara Yahudi tersebut, dan telah dituduh membunuh anggota kelompok perlawanan Palestina di luar negeri di masa lalu.
Pada bulan November 2017, keluarga Zouari mengecam "kebisuan" dari pihak berwenang dan meminta mereka untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang penyelidikan atas pembunuhannya.
Israel juga dituduh berada di balik pembunuhan Dr. Fadi al-Batsh, seorang ilmuwan Hamas yang dikatakan sebagai ahli pembuatan roket, bulan lalu di Malaysia.
Keluarga dan teman-teman Bathash mengatakan agen mata-mata Mossad Israel melakukan pembunuhan di Kuala Lumpur pada 21 April. (st/TOI)
Foto: Ahli drone Hamas Mohamed Zouari