DAMASKUS, SURIAH (voa-islam.com) - Pasukan pro-pemerintah dan kelompok Islamic State (IS) telah mencapai gencatan senjata di Damaskus selatan, kata sebuah kelompok pemantau perang, setelah berminggu-minggu pertempuran mematikan di kubu terakhir para jihadis di ibukota Suriah.
Rezim Presiden Bashar al-Assad bulan lalu melancarkan serangan besar-besaran terhadap IS di distrik Hajar al-Aswad di Damaskus dan kamp pengungsi Palestina Yarmuk. Bentrokan telah menyebabkan kerugian besar di kedua belah pihak.
"Gencatan senjata mulai berlaku pada tengah hari hari ini, seolah-olah selama lima jam," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris sebagaimana dikutip Naharnet hari Ahad (20/5/2018).
Kepala observatorium Rami Abdel Rahman mengatakan kepada AFP Sabtu malam bahwa gencatan senjata, yang mungkin merupakan pendahuluan bagi evakuasi para pejuang IS dari daerah itu, masih berlaku.
Dia mengatakan gencatan senjata telah dinegosiasikan oleh sekutu rezim Rusia dan faksi Palestina pro-pemerintah.
Bagaimanapun, kantor berita Sana milik pemerintah Suriah mengutip sumber militer yang membantah perjanjian itu.
Pasukan loyalis melancarkan serangan besar-besaran di Damaskus selatan setelah menangkap kubu oposisi Ghouta Timur dekat ibukota pada bulan April.
Mereka telah merebut kembali lingkungan Qadam, tetapi para pejuang IS mempertahankan kontrol sekitar 70 persen dari Yarmuk.
Pernah menjadi distrik yang berkembang untuk rumah sekitar 160.000 orang Palestina dan Suriah, populasi Yarmouk telah jatuh ke hanya beberapa ratus orang saat ini.
Perang Suriah telah menyebabkan lebih dari 400.000 orang tewas sejak dimulai pada 2011 dengan penindasan brutal terhadap protes damai anti-pemerintah, sebelum berubah menjadi konflik kompleks yang melibatkan kekuatan dunia dan jihadis. (st/Nahar)