BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Ulama Syi'ah Irak yang juga merupakan pemimpin gerakan Sadr, Moqtada al-Sadr, menyerang pemimpin Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Syi'ah Iran (IRGC), Qasem Soleimani, dan berjanji bahwa milisinya akan segera runtuh di Suriah dan Irak.
"Waktu Wilayat al-Faqih sedang sekarat di Irak, dan bulan-bulan mendatang akan menyaksikan degradasi tentara bayaran Iran di Suriah dan Yaman," kata Sadr kepada Soleimani dalam pernyataan pers yang dikutip Nedaa-Syria Senin (21/5/2018).
Sebelumnya pada hari Sabtu kantor berita Baghdad Post melaporkan bahwa Moqtada Al-Sadr memberikan tenggat waktu selama 48 jam bagi Soleimani untuk pergi dari Irak.
Setelah menerima ancaman dari al-Sadr, Soleimani pergi ke Zona Hijau dan kemudian pindah ke kedutaan Iran, situs berita Baghdad Post melaporkan. Dia kemungkinan akan mencari aliansi antara Partai Dawa, dipimpin oleh ulama Syi'ah yang paling terkemuka, Nuri al-Maliki, dan partai-partai Syi'ah lain.
Perlu disebutkan bahwa aliansi "Sa'eroun" yang dimotori oleh Moqtada Al-Sadr memimpin hasil pemilihan legislatif Irak dan koalisi Unit Mobilisasi Populer (PMU) yang dipimpin oleh Hadi al-Amiri yang berafiliasi dengan Iran berada di tempat kedua, sementara koalisi al-Naser dipimpin oleh perdana menteri saat ini Haider Al-Abbadi di tempat ketiga.
Politisi Irak percaya bahwa aliansi "Sa'eroun" akan menggagalkan semua rencana Iran, yang Soleimani telah laksanakan di Irak, yang dapat mendorong Soleimani untuk menerapkan konspirasi yang akan memicu perselisihan di antara warga Syi'ah Irak, dan Pasukan Quds akan mendukung sekutunya sendiri untuk melawan Sadrisme dan koalisi al-Naser. (st/ns)