MARAWI, FILIPINA (voa-islam.com) - Militer Filipina mengakui masih melihat ancaman dari kelompok-kelompok militan di Kota Marawi menjelang peringatan pertama serangan ke kota itu oleh kelompok Maute yang diilhami Islamic State pada Mei tahun lalu.
Kolonel Romeo Brawner Jr., juru bicara untuk Satuan Tugas Gabungan Ranao, pada hari Ahad (20/5/2018) mengatakan mereka masih meramalkan ancaman di dalam area pertempuran utama Marawi, terutama di sekitar Danau Lanao.
“Kami menerima laporan bahwa mereka [Maute] sedang meelakukan perekrutan tetapi kami memiliki perkembangan positif, sangat baik karena penyerahan diri terbaru dari anggota Maute-ISIS,” Brawner menambahkan dalam wawancara dengan radio dzBB, menggunakan akronim lain untuk IS atau Islamic State.
Dia menyebutkan 27 orang yang menyerahkan diri dari kelompok Maute yang pertempukan kepada Presiden Rodrigo Duterte awal bulan ini di Malacañang.
Pada 23 Mei 2017, kelompok itu menyerang Kota Marawi dan anggotanya bersembunyi di sana selama lima bulan, menyebabkan kematian lebih dari 1.000 orang termasuk tentara, warga sipil dan pejuang kelompok Maute.
Brawner mengatakan dibandingkan dengan penyerahan sejumlah pejuang Maute tahun lalu atau selama minggu-minggu pertama pertempuran, penyerahan baru-baru ini adalah anggota kelompok "murni".
"Mereka yang menyerah selama perang [memilih untuk] bertahan hidup tetapi karena perang telah berakhir, mereka [anggota kelompok Maute] hanya di tempat-tempat perekrutan namun kami masih berhasil [membuat] beberapa [dari mereka menyerah]," tambahnya.
"Ini bukan hanya pendukung, ini adalah anggota murni dari kelompok Maute dan mereka adalah orang-orang yang sama yang berjuang selama minggu-minggu pertama perang," kata Brawner.
Salah satu penyerahan diri terakhir adalah putra Ottoh Maute yang berusia 15 tahun dan istrinya.
Brawner, bagaimanapun, menolak untuk mengidentifikasi anak itu.
Ottoh adalah yang tertua di antara saudara-saudara Maute, yang paling menonjol di antaranya adalah Abdullah, Maddie dan Omarkhayam, yang semuanya gugur dalam pengepungan.
Brawner mengatakan pasukan tambahan dari Pasukan Khusus Angkatan Darat Filipina akan dikerahkan ke Marawi City untuk membantu dalam "proses penyembuhan" orang-orang yang terlantar di dalam zona perang.
Dia menambahkan bahwa peringatan pengepungan sepihak pemerintah dimulai pada 17 Mei.
Presiden diperkirakan akan mengunjungi Marawi City pada 24 Mei, akhir dari peringatan.
Brawner mengatakan 85 persen dari persenjataan dan bom yang tidak meledak di kota Islam tersebut telah dibersihkan.
"Ini adalah bom yang dijatuhkan oleh pesawat (Angkatan Udara) yang tidak meledak," kata Brawner.
Pejabat itu mengatakan penting untuk menemukan semua bahan peledak sehingga upaya pembangunan dan rehabilitasi dapat berjalan tanpa gangguan.
"Kami lagi-lagi menutup daerah yang paling terkena dampak sehingga operasi pembersihan kami dari bom yang tidak meledak dapat terus berlanjut," kata Brawner, mengacu pada 24 desa yang sangat terpengaruh oleh perang tahun lalu. (st/mt)