JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Setidaknya 109 warga Palestina, termasuk empat anak-anak, terluka oleh pasukan Israel pada hari Jum'at (25/5/2018) selama protes di sepanjang pagar perbatasan Gaza dengan Israel, kantor berita Palestina Wafa melaporkan.
Tiga pengunjuk rasa berada dalam kondisi kritis setelah pasukan Israel menembak mereka di kepala dan petugas medis yang dikutip oleh laporan Reuters mengatakan amunisi tajam melukai setidaknya 10 warga sipil.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan cedera lain termasuk mati lemas akibat gas air mata.
Perbatasan Gaza-Israel telah menjadi titik awal bagi demonstrasi mematikan yang dimulai pada 30 Maret, sebagai bagian dari tuntutan agar para pengungsi Palestina diizinkan untuk kembali ke rumah mereka yang sekarang di dalam Israel.
Lebih dari 1,3 juta orang Palestina di Gaza berasal dari kota-kota di Israel hari ini. Gaza adalah rumah bagi 2 juta orang.
Sekitar 700.000 orang Palestina dipaksa mengungsi oleh pasukan Israel sebelum dan pada tahun 1948.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa seorang pengunjuk rasa 24 tahun yang ditembak oleh pasukan Israel beberapa hari yang lalu meninggal akibat luka-luka yang dideritanya pada hari Jum'at.
Setidaknya 115 warga Palestina telah tewas oleh tembakan Israel di Jalur Gaza sejak demonstrasi massal pecah pada 30 Maret, menurut angka-angka baru dari kementerian kesehatan.
Protes memuncak pada 14 Mei ketika tentara Israel menewaskan sedikitnya 61 orang Palestina dan melukai ribuan orang. Demonstrasi bertepatan dengan pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem dari Tel Aviv.
Sebagian besar peserta pada Jum'at menjaga jarak dan tetap sekitar 800 meter dari pagar. Puluhan pemuda, bagaimanapun, maju ke sekitar 300 meter jarak dan membakar ban di satu tempat protes.
Pasukan Israel menembakkan gas air mata dan amunisi tajam.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin kelompok tersebut si Gaza, Yehya Al-Sinwar, bergabung dengan perkemahan protes terpisah yang meningkatkan sorak-sorai dari kerumunan yang berkumpul.
"Pawai kembali belum berakhir. Mereka mungkin lebih kecil tetapi kami melanjutkan," Ali, seorang peserta yang menutupi wajahnya dengan kaosnya di sebuah protes di timur Khan Younis di Jalur Gaza selatan, mengatakan kepada Reuters.
Para pengunjuk rasa bubar saat senja turun untuk bersiap-siap untuk berbuka puasa siang hari selama bulan suci Ramadhan.
Pekan lalu, Haniya membantah kesepakatan telah dibuat untuk mengakhiri protes perbatasan, bersumpah akan melanjutkan.
Pada hari Kamis, Mahkamah Agung Israel dengan suara bulat menolak sebuah petisi oleh dua kelompok hak asasi manusia yang menuduh militer Israel melanggar hukum dengan menggunakan penembak jitu dan amunisi tajam terhadap demonstran damai Palestina di Gaza.
Pengadilan memutuskan bahwa penggunaan tembakan senjata api adalah legal karena para pengunjuk rasa merupakan bahaya nyata bagi tentara dan warga Israel. (st/MEE)