JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Sejumlah aktivis Palestina telah memulai perjalanan laut menuju batas-batas laut yang ditetapkan oleh Israel dalam unjuk rasa menentang pengepungan rezim yang melumpuhkan dari daerah kantong pantai tersebut.
Pada hari Selasa (29/5/2018), orang-orang Palestina berkumpul di pelabuhan Kota Gaza ketika kapal-kapal sedang berlayar untuk mematahkan pengepungan 11 tahun, yang telah mencegah pasokan medis masuk ke wilayah itu dan para pasien pergi.
Kapal-kapal itu membawa kelompok sekitar 30 orang, termasuk para demonstran Palestina yang terluka dalam demonstrasi selama berminggu-minggu di sepanjang pagar yang memisahkan Gaza dari wilayah yang diduduki Israel.
Dalam konferensi pers yang diadakan di pelabuhan Kota Gaza, penyelenggara rencana Salah Abd al-Ati mengatakan perjalanan itu sesuai dengan semua peraturan hak asasi manusia yang memastikan hak untuk bepergian dan transportasi.
"Gaza telah menjadi penjara terisolasi terbesar di dunia dan tidak menerima hak minimalnya karena blokade Israel," tambahnya.
Jalur Gaza telah berada di bawah pengepungan Israel sejak Juni 2007. Blokade tersebut telah menyebabkan penurunan standar hidup serta tingkat pengangguran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kemiskinan yang tak kenal lelah.
Rezim Israel menyangkal sekitar 1,8 juta orang di Gaza hak-hak dasar mereka, seperti kebebasan bergerak, pekerjaan dengan upah yang layak serta kesehatan dan pendidikan yang memadai.
Perjalanan itu menandai peringatan serangan Mei 2010 oleh pasukan komando Israel pada armada bantuan yang dipimpin oleh kapal Turki Mavi Marmara.
Sembilan orang, delapan di antaranya orang Turki, tewas dalam serangan itu.
Perkembangan itu mengikuti unjuk rasa enam pekan di pagar Gaza, di mana pasukan Israel membunuh lebih dari 110 demonstran Palestina dan melukai ribuan lainnya. (st/ptv)