"Kekerasan, diskriminasi, dan pelecehan terhadap etnis Rohingya, yang hampir semuanya Muslim, dan populasi minoritas lainnya terus berlanjut," kata laporan tahunan Departemen Luar Negeri AS.
Menyebut situasi Rohingya "putus asa," Duta Besar Sam Brownback, yang menyiapkan laporan itu, mengatakan dalam konferensi pers, "Saya tidak berpikir Anda telah melihat kemajuan yang terjadi di sana di negara Myanmar, tempat kekerasan tindakan keras terhadap Rohingya terjadi."
Dia juga memperingatkan bahwa dengan datangnya musim hujan, Muslim Rohingya, yang harus meninggalkan rumah mereka, akan lebih menderita, lapor Worldbulletin.
"Administrasi [Myanmar] di sana sekarang harus menggandakan usahanya ... dan jumlah pengungsi meningkat di bagian utara negara itu," tambahnya.
“Ketika saya di sana, saya melihat 38 anak yang terbunuh, meninggal karena difteri. Saya pikir kami sudah selesai dengan masalah itu semua ternyata belum,” dia menceritakan.
“Ada sekitar 20 anak kecil yang berkumpul di sekitar saya, dan saya bertanya secara acak soal apa yang telah mereka lihat. Dari lima, empat telah melihat anggota keluarga dekat mereka tewas dibunuh, dan yang kelima melihat seorang saudara terluka, ”
Brownback juga mengatakan situasinya "mengerikan" dan membutuhkan perhatian dunia.
"Ada banyak perhatian dunia terhadapnya, tapi saya pikir perlu ada lebih banyak aksi dari dunia," katanya.[fq/voa-islam.com]