View Full Version
Kamis, 31 May 2018

Turki Kecam Laporan AS Tentang Kebebasan Beragama Internasional, Sebut Tak Berdasar

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Turki mengecam laporan AS tentang kebebasan beragama internasional, Rabu (30/5/2018), menggambarkan bagiannya tentang Turki sebagai "klaim tak berdasar".

Menanggapi pertanyaan pada bab tentang Turki dalam "Laporan Kebebasan Beragama Internasional untuk 2017", juru bicara Kementerian Luar Negeri Hami Aksoy mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Turki telah melihat laporan tersebut. Dia mencatat bahwa laporan itu disiapkan sesuai dengan "perspektif sendiri" AS.

"Sebagian besar bagian teks yang berhubungan dengan Turki merupakan pengulangan klaim tak berdasar tertentu yang telah diangkat di tahun-tahun sebelumnya," kata pernyataan itu.

“Kutipan FETO / PDY sebagai organisasi teroris hanya mengacu pada pemerintah kita dan sindiran yang lemah terhadap upaya kudeta teroris pada 15 Juli 2016 dan kerusakan yang ditimpakan pada negara dan bangsa kita oleh organisasi teroris itu cacat parah dan serius. "

Organisasi Teror Fetullah (FETO) dan pemimpinnya di AS, Fetullah Gulen mengatur kudeta yang dikalahkan pada 15 Juli 2016 yang menyebabkan 250 orang menjadi martir dan hampir 2.200 orang terluka.

Ankara juga menuduh FETO berada di belakang kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi Turki, khususnya militer, polisi, dan peradilan.

"Seperti yang telah kami tegaskan pada berbagai kesempatan, dapat dipastikan bahwa di Turki, tidak ada individu yang dikenakan tindakan hukum atau administratif atas dasar seperti agama atau asal etnis," kata pernyataan itu.

Pernyataan itu mengatakan laporan itu juga termasuk "klaim mengenai tuntutan tertentu warga Asyur kami terkait dengan masalah properti yang tidak dapat dipindahkan", termasuk pemakaman dan tanah properti.

Undang-undang Maret 2018 "secara hukum memungkinkan pengalihan 56 buah harta tak bergerak dari Direktorat Jenderal Yayasan ke yayasan Asiria", kata pernyataan itu.

"Dengan langkah ini, Turki telah menegaskan sekali lagi sikap konstruktif dan berpikiran terbuka tentang kebebasan beribadah dan agama," tambahnya. (st/aa)


latestnews

View Full Version