View Full Version
Kamis, 31 May 2018

Lagi, Jenderal AS Klaim Taliban Adakan Pembicaraan Gencatan Senjata dengan Pemerintah Afghan

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Para komandan yang memimpin Taliban telah mengadakan pembicaraan rahasia dengan pejabat pemerintah Afghanistan tentang kemungkinan gencatan senjata untuk mengakhiri lonjakan baru-baru ini dalam serangan berdarah dan kekerasan di negara yang dilanda perang itu, seorang pejabat AS kembali mengklaim.

Jenderal John Nicholson mengklaim kepada para wartawan bahwa perundingan itu termasuk pejabat Taliban tingkat menengah dan atas yang telah terbuka untuk kemungkinan penghentian permusuhan.

"Banyak kegiatan diplomatik dan dialog yang terjadi di luar panggung, dan itu terjadi di berbagai tingkat," klaim Jenderal Nicholson kepada wartawan.

"Saya harus menunjukkan bahwa mereka bertemu secara rahasia. Ini adalah bagaimana mereka mampu memajukan pembicaraan."

Pembicaraan itu berlangsung meski Taliban melancarkan sejumlah serangan di daerah-daerah pemerintah dan serangan rudal dukungan AS yang diklaim menewaskan lebih dari 50 pemimpin Afghanistan pekan ini.

Pada bulan Februari, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyarankan pembicaraan damai dengan Taliban, mengatakan mereka dapat diakui sebagai partai politik jika mereka menerima gencatan senjata dan mengakui konstitusi 2004 negara itu.

Taliban belum secara resmi menanggapi namun kelompok ini juga telah berulang kali membantah klaim para pejabat baik AS maupun Afghanistan bahwa mereka sedang terlibat pembicaraan damai, menekankan syarat mutlak penarikan mundur pasukan asing sebagai syarat.

Klaim ini terjadi di tengah tetapi serangan mematikan telah melonjak sejak itu, khususnya di Kabul.

Ibukota telah menjadi tempat paling berbahaya di negara itu bagi warga sipil.

Pada hari Rabu, gerilyawan melancarkan serangan terhadap kementerian dalam negeri di Kabul, menewaskan seorang polisi yang menunjukkan kemampuan mereka lagi untuk menyerang jantung ibukota Afghanistan.

Kelompok afiliasi Islamic State (IS) menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu, yang juga meningkatkan serangan mereka di wilayah sipil di ibukota Afghanistan.

AS mengatakan Taliban bisa jadi berada di balik serangan itu.

Taliban juga mengaku bertanggung jawab atas serangan fajar di kantor polisi di ibukota provinsi Logar, menewaskan enam petugas polisi dan melukai delapan warga sipil.

Tapi Nicholson menyamakan situasi di Afghanistan dengan Kolombia dimana pertempuran berlanjut hingga kelompok gerilya FARC dan pemerintah menandatangani perjanjian damai pada tahun 2016. (st/TNA)


latestnews

View Full Version