View Full Version
Jum'at, 01 Jun 2018

AS Akan Veto Rancangan Resolusi PBB untuk Melindungi Warga Palestina yang Diajukan Kuwait

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Amerika Serikat "tidak diragukan lagi akan memveto" rancangan resolusi PBB yang menyerukan perlindungan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat, Duta Besar AS Nikki Haley mengatakan pada malam pemungutan suara Dewan Keamanan pada hari Jum'at (1/6/2018).

Haley mendeskripsikan teks yang dikemukakan oleh Kuwait atas nama negara-negara Arab sebagai "pendekatan sangat satu sisi yang secara moral bangkrut dan hanya akan melemahkan upaya berkelanjutan menuju perdamaian antara Israel dan Palestina."

Pemungutan suara dijadwalkan pukul 3:00 siang pada hari Jumat.

Amerika Serikat mengedarkan rancangan resolusi tandingannya sendiri yang menyalahkan Hamas atas serangan baru-baru ini di Gaza dan menuntut Hamas dan Jihad Islam "menghentikan semua aktivitas kekerasan dan tindakan provokatif, termasuk sepanjang pagar perbatasan", menurut teks yang dilihat oleh AFP.

Tidak jelas apakah akan ada pemungutan suara pada teks AS, yang bisa gagal mengumpulkan dukungan yang cukup.

Kuwait mempresentasikan drafnya dua pekan lalu, pada awalnya menyerukan misi perlindungan internasional untuk Palestina karena protes berubah menjadi kekerasan di perbatasan Israel-Gaza.

Setidaknya 122 orang Palestina telah tewas oleh tembakan Israel dalam kerusuhan sejak akhir Maret.

Namun, versi akhir yang lebih lunak mendesak "pertimbangan langkah-langkah untuk menjamin keselamatan dan perlindungan" warga sipil Palestina dan meminta laporan dari Sekretaris Jenderal Antonio Guterres tentang "mekanisme perlindungan internasional" yang mungkin.

"Amerika Serikat tidak diragukan lagi akan memveto resolusi rancangan Kuwait," kata Haley dalam sebuah pernyataan.

Ini akan menjadi yang kedua kalinya Haley menggunakan hak veto AS untuk memblokir tindakan PBB terhadap konflik Israel-Palestina.

Pada bulan Desember, Haley memveto langkah yang menolak keputusan Presiden Donald Trump untuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem setelah semua 14 anggota dewan lainnya mendukungnya.

- Kebuntuan di PBB -

Dewan telah menemui jalan buntu selama berminggu-minggu tentang bagaimana menanggapi kekerasan di Jalur Gaza - bahkan ketika utusan PBB memperingatkan pekan ini bahwa krisis dapat meningkat menjadi perang habis-habisan.

"Resolusi menyerukan Israel untuk segera menghentikan tindakannya untuk membela diri, tetapi tidak menyebutkan tindakan agresif Hamas terhadap pasukan keamanan Israel dan warga sipil," kata Haley dalam sebuah pernyataan.

Dia juga menyampaikan peringatan keras kepada negara-negara Eropa dan anggota dewan lainnya yang memilih untuk "memilih mendukung resolusi ini akan memperjelas kurangnya kemampuan mereka sendiri untuk mengambil bagian dalam negosiasi yang kredibel antara kedua pihak."

Utusan PBB untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov, pekan ini memperingatkan Dewan Keamanan bahwa Gaza "dimabang perang" menyusul eskalasi serius antara Israel dan para pejuang Palestina di daerah kantong Hamas.

Baku tembak pada hari Selasa dan memasuki hari Rabu dimulai dengan rentetan roket dan mortir ke Israel dari Gaza sebagai pembalasan atas pembunuhan warga Palestina oleh pasukan Zionis dalam protes di perbatasan. Ini kemudian mendorong Israel untuk menanggapi dengan serangan terhadap 65 lokasi yang diklaim sebagai milik pejuang perlawanan Palestina di Jalur Gaza. Bagaimanapun serangan ini juga menyasar sasaran sipil termasuk sebuah sekolah menengah di Gaza.

Itu adalah serangan terburuk sejak perang 2014 di Gaza.

Para diplomat mengatakan orang-orang Palestina mungkin akan berbalik ke Majelis Umum PBB untuk memenangkan dukungan untuk tindakan itu jika pemungutan suara gagal di Dewan Keamanan seperti yang diharapkan.

Sebuah rancangan resolusi membutuhkan sembilan suara untuk diadopsi dalam dewan beranggota 15 dan tidak ada veto dari lima anggota tetap - Inggris, Cina, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat. (st/AFP)


latestnews

View Full Version