SANAA, YAMAN (voa-islam.com) - Para komandan tempur mengatakan pertempuran meningkat pada Jum'at (15/6/2018) di luar bandara kota, Hodeidah Yaman, mengadu ribuan petempur Yaman yang didukung oleh koalisi yang dipimpin Saudi sebagian besar pasukan Emirat dan pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Iran.
Ahmed Al-Kawkabani, seorang Yaman yang memimpin pasukan yang dikenal sebagai Brigade Tohama, mengatakan kepada Associated Press bahwa pasukannya saat ini diposisikan di Dawar Al-Hodeidah, bahasa Arab untuk "bundaran Hodeidah". Seorang komandan Yaman lainnya, Abu Zarah Al-Mahrami, dikutip oleh jaringan TV Al-Arabiya yang berbasis di Dubai yang mengatakan bahwa pasukan pro-pemerintah berada dalam jarak beberapa meter dari bandara.
Serangan itu dimulai Rabu untuk merebut pelabuhan Laut Merah penting, Hodiedah, yang dikenal sebagai "mulut Yaman" karena itu adalah titik masuk sebagian besar impor negara itu dan bantuan kemanusiaan PBB.
Koalisi pimpinan Saudi mengatakan pemberontak Syi'ah Houtsi menggunakan pelabuhan itu untuk menyelundupkan senjata dan rudal dari Iran.
Para pemberontak Syi'ah Yaman telah menembakkan rudal balistik ke kota-kota Saudi dari seberang perbatasan.
Pelabuhan ini juga merupakan sumber pendapatan yang menguntungkan bagi Syi'ah Houtsi, yang menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman sejak 2014.
Menteri Negara Luar Negeri Emirat Anwar Gargash mengatakan bahwa pertempuran atas Hodeidah sangat penting untuk memecahkan kebuntuan dalam perang, yang jika tidak bisa berlarut-larut selama bertahun-tahun.
Merebut pelabuhan "berarti bahwa Houtsi tidak akan lagi dapat memaksakan kehendak mereka di laras senjata," katanya dalam sebuah posting di Twitter.
"Jika mereka mempertahankan Hodeidah dan pendapatannya dan lokasinya yang strategis, perang akan berlangsung lama dan (menambah) penderitaan rakyat Yaman."
Hodeidah, rumah bagi hampir 700.000 orang, berjarak sekitar 150 kilometer barat daya Sanaa, ibukota Yaman, yang berada di bawah kendali Syi'ah Houtsi. (st/an)