BAGHDAD (voa-islam.com) - Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi pada hari Kamis kemarin (28/6/2018) memerintahkan untuk secepatnya mengeksekusi mati semua terpidana militan ISIS sebagai bentuk pembalasan atas tindakan kelompok itu yang mengeksekusi delapan tawanan.
Abadi memerintahkan "hukuman langsung terhadap teroris yang dijatuhi hukuman mati yang hukumannya telah melewati tahap yang menentukan", kata kantornya, mengacu pada narapidana yang bandingnya telah habis.
Abadi pada hari Kamis kemarin berjanji untuk membalas kematian delapan tawanan ISIS, sehari setelah mayat mereka ditemukan di sepanjang jalan raya utara Baghdad.
"Pasukan keamanan dan militer kami akan melakukan pembalasan yang kuat terhadap sel-sel teroris ini," katanya kepada para pejabat militer senior dan para menteri.
"Kami berjanji bahwa kami akan membunuh atau menangkap mereka yang melakukan kejahatan ini," tegasnya, seperti dilansir AFP.
Mayat-mayat itu, yang ditemukan di Tel Sharaf di provinsi Salaheddin, membusuk dan telah diikat dengan rompi peledak, kata pihak tentara.
Mereka termasuk enam korban penculikan yang muncul dalam sebuah video ISIS dengan wajah-wajah yang terluka parah. ISIS mengklaim mereka adalah petugas polisi Irak atau anggota pasukan paramiliter Hashed al-Shaabi.
Dalam video yang diposting pada hari Sabtu oleh media propaganda Amaq dari ISIS, para pejuang ISIS mengancam akan mengeksekusi tawanan mereka kecuali Baghdad membebaskan wanita Muslim Sunni yang ditahan di penjaranya dalam waktu tiga hari.
Namun Abadi mengatakan bahwa otopsi menunjukkan bahwa para tawanan itu sudah mati ketika video itu diposting.
Irak menyatakan kemenangan atas ISIS pada bulan Desember setelah mengusir mereka dari semua pusat kota termasuk Mosul dalam kampanye militer besar-besaran.
Namun militer Irak terus melakukan operasi yang menargetkan sebagian besar wilayah gurun di sepanjang perbatasan yang berpori dengan Suriah.[fq/voa-islam.com]