View Full Version
Senin, 02 Jul 2018

ICRC: Myanmar Belum Aman untuk Tempat Kembali Muslim Rohingya

DHAKA, BANGLADESH (voa-islam. com) - Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan belum aman bagi ribuan Muslim Rohingya yang tinggal di kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak di Bangladesh untuk mulai kembali ke tanah air mereka di negara bagian Rakhine di Myanmar.

Peter Maurer, presiden ICRC, mengatakan pada hari Ahad (1/7/2018) bahwa lebih banyak yang harus dilakukan untuk memperbaiki situasi yang ia saksikan di Rakhine selama kunjungan resmi baru-baru ini.

"Apa yang saya lihat dalam hal penghancuran desa, situasi yang ditinggalkan, gangguan di pasar, mata pencaharian, masyarakat, saya tidak berpikir saat ini adalah kondisi yang ideal untuk kembali," kata Maurer di kamp Chakmakul untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh tenggara.

"Kita perlu menyiapkan tanah untuk pengembalian bagi mereka yang ingin kembali."

Maurer melakukan tur ke Myanmar barat yang dilanda kerusuhan sebelum mengunjungi kamp pengungsi di perbatasan di negara tetangga Bangladesh.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang membahas masalah Rohingya dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di ibukota Bangladesh, Dhaka, pada hari Ahad, akan melakukan kunjungan pertamanya ke kamp Rohingya pada hari Senin ini.

Guterres akan mempelajari prospek "pengembalian yang aman, sukarela dan bermartabat" para pengungsi ke Myanmar.

Lembaga bantuan, bagaimanapun, telah memperingatkan bahwa kondisi di Rakhine tetap tidak terlalu aman untuk mempertimbangkan memulangkan Rohingya.

Lebih dari 700.000 anggota minoritas Rohingya telah melarikan diri dari kekerasan yang disponsori negara di Myanmar ke Bangladesh selama sepuluh bulan terakhir.

Bangladesh dan Myanmar pada November tahun lalu setuju untuk memulai memulangkan Rohingya tetapi prosesnya terhenti.

Sebagian besar menolak untuk kembali hingga hak, kewarganegaraan dan keamanan mereka terjamin. Satu delegasi Dewan Keamanan PBB mengunjungi Rakhine pada awal Mei.

Kelompok itu bertemu dengan para pengungsi yang memberikan laporan terperinci tentang pembunuhan, perkosaan dan pembakaran desa-desa oleh militer Myanmar.

Seorang pejabat senior PBB dengan tegas menolak klaim Myanmar bahwa rezim siap untuk mengambil kembali pengungsi Rohingya yang telah melarikan diri dari kekerasan yang disponsori pemerintah ke Bangladesh.

PBB mengatakan telah kecurigaan kuat bahwa “tindakan genosida” telah terjadi terhadap Rohingya, yang telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi namun ditolak kewarganegaraan dan dicap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh, yang juga menyangkal mereka kewarganegaraan. (st/ptv) 


latestnews

View Full Version