View Full Version
Jum'at, 31 Aug 2018

Antisipasi Serangan Rezim, Pejuang Oposisi Ledakkan 2 Jembatan Kunci yang Mengarah ke Idlib

IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Pejuang oposisi di Idlib telah meledakkan dua jembatan kunci dalam upaya untuk menghambat serangan pemerintah di satu-satunya provinsi tersisa yang dikuasai oposisi Suriah kata sebuah kelompok pemantau pada hari Jum'at (31/8/2018).

Jembatan-jembatan di atas Sungai Orontes menghubungkan daerah-daerah di provinsi tetangga Hama di bawah kendali pemerintah ke wilayah yang dikuasai pejuang oposiis di Idlib, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris.

Mereka diledakkan oleh faksi oposisi dari Front Pembebasan Nasional (NLF), aliansi non-jihadis utama di Idlib, kepala Observatorium Rami Abdel Rahman mengatakan.

"Mereka adalah dua jembatan utama di daerah itu, tetapi ada yang lain," katanya kepada AFP.

Jembatan-jembatan itu terletak di Dataran al-Ghab, yang menjulang provinsi Hama dan Idlib dan bisa menjadi salah satu sasaran pertama dari serangan pemerintah.

Pasukan pemerintah telah berkumpul di sekitar provinsi Idlib selama berminggu-minggu, khususnya di Dataran al-Ghab yang dulunya merupakan daerah pertanian utama.

"Para pemberontak telah melihat aktivitas intens di sisi rezim, dengan kedatangan tank dan kendaraan lapis baja," kata Abdel Rahman.

"Kelompok Pemberontak memperkuat posisi mereka dalam mengantisipasi operasi militer."

Dalam beberapa hari terakhir, baik pemerintah dan sekutunya Rusia telah meningkatkan retorika mereka terhadap kehadiran pejuang oposisi di Idlib, yang didominasi oleh aliansi Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

"Perintah Suriah telah mengambil keputusan untuk mengalahkan Jabhat Al-Nusrah di Idlib tidak peduli pengorbanan yang akan terjadi," kata Menteri Luar Negeri Walid Muallem pada hari Kamis.

Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov meminta Barat untuk tidak menghalangi "operasi anti-teror" di Idlib, mengatakan: "Abses ini perlu dilikuidasi."

Rezim teroris Assad sering menggunakan istilah Jabhat Al-Nusrah, kelompok yang sejak beberapa tahun lalu telah memisahkan diri dari Al-Qaidah dan bubar untuk kemudian membentuk entitas baru yang juga akhirnya "lenyap" setelah pembentukan Hay'at Tahrir Al-Sham untuk menyebut kelompok pejuang oposisi yang menguasai sebagian besar Idlib.

Ini mereka lakukan untuk dijadikan pembenaran serangan yang akan datang di wilayah yang kini dihuni hampir 3 juta warga sipil yang mengungsi dari berbagai wilayah Suriah tersebut.

Pasukan Turki juga ditempatkan di daerah itu dan Ankara - yang mendukung NLF - telah menyatakan oposisi terhadap serangan besar-besaran yang memicu eksodus pengungsi baru.

Serangan di Idlib oleh Damascus dan Moskow bisa menjadi pertempuran besar terakhir dari perang saudara yang telah merobek Suriah sejak 2011.

Lebih dari 450.000 orang tewas dalam konflik dan jutaan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka. (st/aby)


latestnews

View Full Version