DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Sebuah organisasi Islam terkemuka telah mengecam Arab Saudi karena menuntut hukuman mati terhadap ulama moderat Syaikh Salman al-Awdah.
Sekretaris Jenderal Persatuan Ulama Islam Internasional [IUMS] membuat komentar untuk kantor berita The New Arab pada hari Selasa. 4/9/2018).
"Apa yang terjadi di Arab Saudi aneh diluar dugaan," kata Ali Karadagi.
"Kerajaan ini didirikan di atas doktrin Salafi dan telah menetapkannya dan sekarang ia melawan doktrin ini dengan menangkap dan mengadili para ulama Muslim,"
"Kami tidak lagi terkejut dengan tuduhan apa pun terhadap Syaikh Awdah," katanya, seraya menambahkan bahwa serikat itu mengutuk tindakan keras terhadap ulama Saudi.
Jaksa penuntut umum Arab Saudi meminta hukuman mati terhadap Syaikh Salman Al-Awdah pada awal persidangan pada hari Selasa di Riyadh, setahun setelah dia ditangkap bersama dengan 20 ulama lainnya.
Awdah menghadapi 37 dakwaan, media yang dekat dengan pemerintah Saudi melaporkan, tanpa memberikan rincian apapun.
Syaikh Al-Awdah ditangkap pada September 2017 setelah dia mengkritik blokade yang dipimpin Saudi terhadap negara tetangga Qatar, di tengah tindakan keras terhadap perbedaan pendapat di kerajaan ultra-konservatif.
Syaikh Salman Al-Al-Awdah adalah asisten sekretaris jenderal IUMS yang berbasis di Qatar, yang terdaftar di Arab Saudi dan anggota lain dari blok anti-Qatar sebagai organisasi teroris.
Menurut keluarga Al-Awdah, pemerintah Saudi telah menuntut bahwa sang ulama dan tokoh-tokoh terkemuka lainnya secara terbuka mendukung kerajaan dalam krisis Teluk tetapi ia menolak.
Minggu ini, putra Awdah mengatakan ayahnya telah mengalami perlakuan memalukan saat di penjara.
Abdallah Awdah, yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat, awal bulan ini mengatakan bahwa ayahnya akan menjalani persidangan rahasia atas tuduhan terorisme.
Syaikh Salman Al-Awdah dirawat di rumah sakit di kota barat Jeddah setelah hampir lima bulan di sel isolasi, Amnesty International mengatakan pada bulan Januari. (st/AMN)