View Full Version
Kamis, 15 Nov 2018

Palang Merah: Situasi Myanmar Tidak Tepat untuk Kembalinya Pengungsi Rohingya

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Palang Merah mengatakan bahwa situasi di Myanmar masih belum tepat bagi kembalinya pengungsi Rohingya ke rumah mereka.

Kekerasan yang berlanjut di negara bagian Rakhine, penghancuran rumah, dan faktor-faktor lain berarti pengembalian yang aman dari para pengungsi tidak dapat dijamin.

"Kami masih percaya bahwa kondisinya tidak tepat untuk pengembalian sukarela, aman, dan bermartabat," kata Robert Mardini, pengamat PBB dari Komite Palang Merah PBB.

Sekitar 700.000 orang Rohingya telah mencari perlindungan di Bangladesh sejak Agustus 2017 menyusul tindakan keras militer di negara bagian Rakhine.

Tahun ini, PBB menyerukan pengadilan genosida untuk mengadili para jenderal yang bertanggung jawab atas pembantaian itu.

Sebuah laporan PBB setebal 440 halaman mengenai genosida tersebut telah merinci jumlah kekejaman yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap minoritas Muslim, yang terus hidup sebagai warga kelas dua di negara itu atau dalam kondisi yang mengerikan di kamp-kamp Bangladesh.

Mardini mengatakan bahwa "begitu banyak desa" telah bangun di negara bagian Rakhine namun hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada rumah bagi para pengungsi untuk kembali.

Palang Merah adalah salah satu dari beberapa organisasi kemanusiaan yang beroperasi di negara bagian tersebut.

Myanmar dan Bangladesh setuju untuk memulangkan Muslim Rohingya yang diusir dalam kampanye militer baru-baru ini, tetapi mereka takut kembali ke negara tanpa jaminan kewarganegaraan, keamanan dan hak-hak dasar.

Rakhine Utara telah mengalami pembangunan kembali besar-besaran dalam ketidakhadiran mereka dan para pendukung Rohingya mengatakan proses ini merupakan upaya untuk menghapus sejarah mereka selamanya.

PBB, yang telah diberikan akses ke bagian negara bagian Rakhine utara di Myanmar tempat sebagian besar warga Rohingya tinggal, mengatakan kondisi tidak tepat bagi minoritas yang tidak memiliki kewarganegaraan untuk kembali.

Sebanyak 42 badan bantuan dan NGO mengatakan minggu ini bahwa Muslim Rohingya di kamp-kamp di Bangladesh "ketakutan" tentang kemungkinan untuk kembali. (st/TNA)


latestnews

View Full Version