MOGADISHU, SOMALIA (voa-islam.com) - Abu Mansoor Mukhtar Robow, seorang wakil pemimpin dan mantan juru bicara kelompok pejuang Somalia Al-Shabaab, menjadi kandidat resmi pertama untuk pemilihan pemilihan pemimpin negara bagian Barat Daya Somalia di Baidoa, yang direncanakan akan berlangsung pada 17 November.
Al-Shabaab, sebuah kelompok jihadis di Somalia dengan ikatan ideologis dengan Al-Qaidah, diklasifikasikan secara internasional sebagai kelompok teroris oleh negara-negara termasuk Amerika Serikat.
Kelompok itu melakukan banyak pemboman jibaku yang menargetkan markas diplomatik negara-negara asing dan menyebabkan puluhan warga sipil tewas.
Pada 2012, pemerintah AS mengalokasikan $ 5 juta kepada setiap informan yang mengungkapkan informasi yang dapat membantu membawa penangkapan Robow. Namun, pada bulan Juli 2017, Departemen Luar Negeri mengeluarkan keputusan untuk membatalkan hadiah tersebut setelah mereka mengkonfirmasi bahwa dia secara diam-diam bernegosiasi dengan pemerintah Somalia.
Menurut laporan berita lokal Somalia, komite yang mengawasi pemilihan presiden menegaskan bahwa Robow adalah kandidat pertama yang mengumumkan ia mencalonkan diri untuk kampanye walikota di Somalia barat daya.
Pada bulan Agustus 2017, tentara Somalia secara resmi menyatakan Robow telah meninggalkan Al-Shabaab dan telah bergabung dengan jajaran pemerintah.
Sebuah foto Robow dengan Duta Besar Inggris untuk Somalia David Concar beredar di media sosial yang menunjukkan sang duta besar dengan tatapan curiga di wajahnya ketika ia berbicara dengan mantan teroris itu.
Para pengamat memperingatkan bahwa Robow mungkin merupakan taktik oleh pemerintah Qatar setelah kelompok-kelompok pesaing Somalia menerbitkan sebuah dokumen yang menegaskan peran yang dimainkan Doha di wajah barunya. Para pengamat mengatakan bahwa dia memiliki hubungan dengan negara terutama setelah media Qatar membantunya mencoba untuk membersihkan namanya.
Sejarah Robow dengan ekstremisme
Pada tahun 2009, Robow muncul di acara televisi untuk saluran Al-Jazeera, di mana dia mengatakan “Kami tidak ingin menyerang siapa pun, kami ingin memperbaiki negara kami. Islam tidak dipaksakan pada siapapun. ”
Sejarah Robow dengan jihad dimulai pada pertengahan tahun 19990 ketika dia pergi ke Afghanistan, di mana dia bergabung dengan kamp pelatihan Al-Qaidah, dan kembali ke Somalia pada tahun 2000. Dia kemudian menjabat sebagai wakil presiden Serikat Pengadilan Islam.
Menjelang serangan 11 September, Robow bertemu dengan pemimpin Al-Qaidah Syaikh Usamah bin Ladin di Afghanistan, dan hanya meninggalkan negara itu setelah serangan AS terhadap Taliban.
Dia adalah wakil pemimpin Al-Shabaab, Ahmed Abdi Godane, yang dibunuh pada tahun 2014 setelah serangan AS yang ditargetkan yang menyebabkan Robow mengambil alih tanggung jawab kelompok tersebut. (st/aby)