View Full Version
Rabu, 21 Nov 2018

Afghanistan Selidiki Kelompok di Balik Pemboman Kabul yang Menewaskan 55 Orang

KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Pemerintah Afghanistan  pada hari Rabu (22/11/2018) berusaha keras untuk mengidentifikasi kelompok yang berada di balik serangan bom jibaku yang menewaskan sedikitnya 55 orang menghadiri pertemuan para tokoh agama di Kabul setelah Taliban membantah bertanggung jawab.

Para korban termasuk delegasi agama dari berbagai bagian negara, diundang oleh Majelis Ulama Afghanistan untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam pada hari Selasa.

Tanpa mengetahui siapa di balik serangan itu, tidak jelas apakah tujuannya hanya untuk melemahkan pemerintah Presiden Ashraf Ghani, atau apakah itu adalah bagian dari strategi untuk menekan pemerintahnya dan sekutu Baratnya sementara mereka mengejar pembicaraan dengan Taliban, untuk mengakhiri perang 17 tahun yang panjang.

“Sampai sekarang kita tidak tahu afiliasi militan mana yang berada di balik serangan itu. Investigasi berada pada tahap awal, ”kata seorang pejabat senior keamanan yang berada di lokasi ledakan pada Rabu pagi untuk mengumpulkan bukti forensik.

Majelis Ulama Afghanistan, organisasi keagamaan terbesar di negara itu, mengumpulkan para tokoh agama dari mazhab Sunni, tetapi tidak pasti apakah serangan itu bisa memiliki dimensi sektarian.

Para pejuang Taliban dan Islamic State (IS) telah mentargetkan para tokoh agama yang berkolaborasi dengan pemerintah Afghanistan di masa lalu.

Kali ini, Taliban dengan cepat membantah keterlibatannya dan mengutuk serangan terhadap para pengkhotbah dan tokoh agama.

Pekan lalu, para pemimpin Taliban bertemu utusan khusus AS Zalmay Khalilzad di markas politik mereka di Qatar dalam upaya untuk membuka jalan bagi pembicaraan damai. Pertemuan tiga hari itu merupakan yang kedua dalam sebulan terakhir.

Khalilzad telah mengumumkan batas waktu 20 April, ketika pemilihan presiden Afghanistan jatuh tempo, untuk mengakhiri perang, tetapi situasi keamanan negara telah memburuk sejak NATO secara resmi mengakhiri operasi tempur pada tahun 2014.

Selama beberapa hari terakhir, Presiden AS Donald Trump telah membuat marah tetangganya Pakistan, yang intelijen Afghanistan dan para pemimpin militer Barat telah lama curiga memberikan bantuan kepada Taliban.

Selama akhir pekan, Trump mengatakan dalam sebuah wawancara Pakistan tidak "melakukan apa pun" untuk Amerika Serikat meskipun miliaran dolar bantuan AS dikucurkan, dan menduga pejabat Pakistan tahu tentang lokasi mantan pemimpin Al-Qaidah Syaihk Usamah bin Laden sebelum pembunuhan oleh pasukan AS dalam serangan di Pakistan pada tahun 2011.

Jumlah korban dari serangan hari Selasa bisa dengan mudah meningkat karena sebagian besar dari 80 orang yang terluka menderita luka parah, pejabat rumah sakit dan pemerintah mengatakan Rabu pagi, memberikan angka korban terbaru.

Para penyelidik mengatakan pembom itu menyelinap ke ruang perjamuan di lantai pertama sebuah gedung besar di dekat bandara Kabul, tempat sekitar 200 orang berkumpul. (st/Reuters)


latestnews

View Full Version