KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Presiden EgyptAir, Ahmed Adel, pada hari Senin 27/11/2018) mengumumkan "kerugian besar" maskapai tersebut setelah partisipasi negaranya dalam blokade Teluk, yang telah dikenakan pada Qatar untuk tahun kedua berturut-turut.
"Penghentian penerbangan kami [EgyptAir] ke ibukota Qatar, Doha telah menimbulkan kerugian besar pada perusahaan," kata Adel dalam pertemuan dengan komite pariwisata dan penerbangan sipil parlemen Mesir.
Dia menambahkan bahwa kejadian baru-baru ini di Suriah dan Libya telah "secara negatif" mempengaruhi penjualan tahunan maskapai nasional.
Adel tidak memberikan rincian tentang nilai kerugian.
"Lebih dari 50 persen dari tarif tiket didapatkan oleh otoritas pajak negara," kata presiden maskapai penerbangan nasional Mesir tersebut.
“Tidaklah adil membandingkan harga tiket EgyptAir dengan pesaing internasional lainnya, terutama mereka yang didukung oleh pemerintah mereka,” Adel menekankan.
Pada Juni 2017, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar dan memberlakukan blokade lengkap di Doha dengan tuduhan "mendukung terorisme." Qatar dengan keras menyangkal tuduhan tersebut. Banyak pemerintah internasional, termasuk Amerika Serikat, telah memperingatkan dampak blokade terhadap stabilitas kawasan tersebut. (st/MeMo))