AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - CIA mengklaim bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman mungkin memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi dalam pesan-pesan yang dikirimnya kepada pemimpin regu pembunuh, Wall Street Journal melaporkan Sabtu (1/12/2018).
"Setidaknya ada 11 pesan ke penasihat terdekatnya, yang mengawasi tim yang membunuh jurnalis Jamal Khashoggi, dalam beberapa jam sebelum dan sesudah kematian sang wartawan pada Oktober," katanya, mengutip penilaian rahasia CIA.
Putra mahkota mengatakan kepada lingkaran dekatnya Agustus lalu bahwa jika mereka gagal membawa kembali Khashoggi, "kita bisa memancingnya ke luar Arab Saudi dan membuat pengaturan".
Khashoggi, seorang wartawan Saudi yang bekerja untuk The Washington Post, tewas tak lama setelah ia memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
Setelah berminggu-minggu mengatakan dia meninggalkan konsulat hidup-hidup, pemerintah Saudi kemudian mengakui dia terbunuh di sana, menyalahkan kematiannya pada sekelompok agen Saudi yang jahat.
Menurut dokumen CIA, pesan-pesan itu dikirim ke Saud al-Qahtani, yang merupakan pembantu utama putra mahkota.
"Qahtani mengawasi tim 15 orang yang membunuh Khashoggi dan, selama periode yang sama, juga berkomunikasi langsung dengan pemimpin tim di Istanbul, kata penilaian tersebut," lapor Journal.
AS pada November menjatuhkan sanksi terhadap 17 orang yang terkait dengan pembunuhan Khashoggi, termasuk al-Qahtani.
Pada hari-hari berikutnya, CIA menyimpulkan bahwa pembunuhan Khashoggi diperintahkan oleh putra mahkota Saudi.
Menolak laporan itu, Presiden AS Donald Trump, yang dituduh memiliki hubungan dekat dengan Mohammed bin Salman, mengatakan "mungkin dia melakukannya dan mungkin dia tidak melakukannya". (st/aa)