KUALA LUMPUR, MALAYSIA (voa-islam.com) - Polisi Malaysia mengatakan pada hari Senin (10/12/2018) bahwa mereka telah menggagalkan rencana serangan dengan menangkap enam pria dan seorang wanita yang diduga memiliki hubungan militan di empat negara.
Kepala polisi Mohamad Fuzi Harun mengatakan para tersangka - lima orang Malaysia dan dua orang Filipina - ditangkap di Kelantan, Sabah, Selangor dan Kedah oleh Divisi Kontra Terorisme Cabang Khusus Bukit Aman.
Mereka yang ditangkap termasuk penjual madu di Kelantan, seorang insinyur minyak dan gas di Kajang, Selangor, dan tiga orang di Sabah terkait dengan Kelompok Abu Sayyaf.
Seorang pria yang bekerja di sekolah mengemudi di Kelantan juga diduga menerima perintah dari Islamic State (IS) untuk menyerang non-Muslim dan tempat-tempat ibadah mereka, kata Inspektur Jenderal Polisi tersebut.
"Mereka ditangkap dalam berbagai operasi yang diadakan dari 19 November hingga 28 November. Kami secara aktif mengambil tindakan terhadap tersangka elemen teror," kata Fuzi dalam sebuah pernyataan.
Kepala polisi itu mengatakan penangkapan pertama dilakukan pada pria Malaysia 28 tahun di Kelantan pada 19 November.
"Pria itu, yang menjual madu, menerima instruksi dari pemimpin militan Akel Zainal. Dia diperintahkan untuk melancarkan serangan di Malaysia," kata Fuzi.
Akel adalah pemimpin jihadis utama Malaysia yang merekrut orang-orang untuk bergabung dengan IS di Suriah.
Penangkapan berikutnya adalah seorang pria Malaysia berusia 52 tahun pada 20 November di Kajang, Selangor. Pria itu bekerja sebagai insinyur minyak dan gas dan telah menyalurkan dana RM14.000 (-+Rp 48.950.00) yang dimaksudkan untuk operasi serangan kepada Muhammad Wanndy Mohamed Jedi pada tahun 2016 dan 2017.
Muhammad Wanndy, seorang pejuang IS Malaysia, gugur di Suriah pada April 2017, dan perannya sebagai perekrut utama diambil alih oleh Akel.
Fuzi mengatakan polisi juga menangkap seorang anggota Abu Sayyaf yang berusia 45 tahun di Tawau, Sabah, pada 21 November.
"Kami percaya dia terlibat dalam setidaknya tiga penculikan untuk tebusan di Filipina selatan dan Sabah," klaimnya, seraya menambahkan bahwa tersangka juga dicari karena kejahatan di Zona Keamanan Sabah Timur (Esszone).
Seorang pria Malaysia berusia 35 tahun, yang bekerja di sekolah mengemudi di Kota Baru, Kelantan, adalah pria berikutnya yang ditangkap pada 21 November.
"Dia telah menerima perintah dari para pemimpin IS untuk meluncurkan serangan terhadap non-Muslim dan tempat-tempat ibadah mereka," kata IGP.
Polisi kemudian menangkap seorang pria Malaysia berusia 26 tahun, yang merupakan sopir van pabrik di Bedong, Kedah, pada 22 November.
"Kami percaya dia telah memberikan dana kepada Jemaah Ansharut Daulah, kelompok teror pro-ISIS di Indonesia. Kelompok ini bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah kantor polisi di Jawa Tengah pada April 2017," kata Fuzi.
Kepala polisi negara itu mengatakan yang terakhir dalam serangkaian penangkapan adalah sepasang suami istri di Tenom, Sabah, pada 28 November.
"Kami percaya mereka telah menahan informasi tentang anggota Kelompok Abu Sayyaf di Sabah," klaim kepala polisi tersebut. (st/st)