HODEIDAH, YAMAN (voa-islam.com) - Pertempuran pecah di pinggiran kota pelabuhan Hodeidah di Yaman pada hari Jum'at (14/12/2018), kata warga, sehari setelah kesepakatan gencatan senjata dicapai oleh pihak-pihak yang bertikai dalam perundingan perdamaian yang disponsori PBB, laporan Reuters.
Seorang warga mengatakan kepada Reuters bahwa dia dapat mendengar suara rudal dan tembakan senapan otomatis ke arah timur lingkungan kota 7 Juli yang dikuasai pemberontak Syi'ah Houtsi, di mana pasukan Yaman didukung oleh koalisi pimpinan Saudi telah berkumpul di pinggirannya.
Pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Syi'ah Iran dan pemerintah Yaman yang didukung Saudi telah setuju untuk menghentikan pertempuran di kota Laut Merah dan menarik pasukan mereka setelah seminggu konsultasi di Swedia.
Ini adalah terobosan signifikan pertama bagi upaya perdamaian yang dipimpin PBB untuk membuka jalan bagi negosiasi politik untuk mengakhiri perang hampir empat tahun yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong Yaman ke ambang kelaparan.
Utusan PBB Martin Griffiths mengatakan pada akhir pembicaraan bahwa kedua pihak akan menarik diri dalam "beberapa hari" dari pelabuhan, garis hidup bagi jutaan orang yang menghadapi kelaparan, dan kemudian dari kota. Pengawas internasional akan dikerahkan dan semua angkatan bersenjata akan mundur sepenuhnya dalam 21 hari.
Griffiths mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Jum'at bahwa aturan pemantauan yang kuat sangat dibutuhkan di Hodeidah untuk mengawasi kepatuhan dengan gencatan senjata.
Misi pemantauan seperti itu membutuhkan dukungan Dewan Keamanan dalam sebuah resolusi, kata para diplomat. (st/MeMo)