RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Raja Arab Saudi telah mengeluarkan dekrit kerajaan untuk menunjuk menteri luar negeri baru dalam perombakan besar pemerintah, kantor berita resmi SPA melaporkan pada hari Kamis (27/12/2018).
Raja Salman menunjuk Ibrahim al-Assaf untuk mengambil alih posisi dari Adel al-Jubeir dan menurunkan mantan diplomat tingkat atas itu dari jabatan menteri negara untuk urusan luar negeri.
Jubeir yang bersuara lembut telah bertugas di posisi menteri luar negeri sejak April 2015, sebelum itu ia adalah duta besar Riyadh di Washington.
Pergantian hari Kamis adalah yang pertama sejak pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul pada Oktober oleh pasukan pembunuh Saudi.
Kematian itu memicu kemarahan internasional dan membahayakan hubungan Riyadh dengan sekutu baratnya.
Turki dan badan-badan intelijen Barat telah mengisyaratkan atau secara langsung menyebut putra Raja Salman, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), sebagai dalang di balik pembunuhan itu, tetapi raja tidak merubah pewarisnya dalam perombakan terbarunya.
Marwan Kabalan, kepala analisis kebijakan di Pusat Penelitian Arab, mengatakan langkah itu tidak mengejutkan mengingat bahwa Jubeir dipandang sebagai "sisa dari era Raja Abdullah".
"Kami sudah memperkirakan al-Jubeir akan keluar untuk beberapa waktu. Bahkan sebelum affair Khashoggi," kata Kabalan merujuk pada pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober.
"Tapi saya sekarang berpikir dia telah digunakan sebagai kambing hitam lain dalam masalah ini."
Pihak berwenang di Riyadh mengakui pembunuhan kritikus pemerintah itu dalam sebuah operasi yang mereka gambarkan dilakukan oleh "elemen jahat."
"Saya pikir dia sedang keluar sekarang - mungkin pada waktu yang tepat untuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Seperti yang saya katakan, putra mahkota ingin menggunakan seseorang sebagai kambing hitam dan juga meminta pertanggungjawabannya," tambah Kabalan.
"Karena konsul jenderal Saudi di Istanbul sangat terlibat dalam pembunuhan Khashoggi dan itu akan jatuh di bawah al-Jubeir."
assaf, seorang mantan menteri keuangan, adalah di antara belasan anggota keluarga kerajaan, pejabat pemerintah, dan pengusaha terkenal yang ditahan selama "pembersihan anti-korupsi" pada November 2017.
Perubahan penting lainnya termasuk penunjukan Pangeran Abdullah bin Bandar bin Abdulaziz sebagai kepala Garda Nasional, menggantikan Pangeran Miteb bin Abdullah.
Jenderal Kalid bin Qirar al-Harbi juga ditunjuk sebagai kepala keamanan umum, sementara Musaed al-Aiban diangkat sebagai penasihat keamanan nasional. (st/TNA, AJE)