BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Mantan Kepala Pertahanan Jerman Jenderal Harald Kujat telah memperingatkan bahwa kemungkinan penarikan militer Amerika dari Afghanistan dapat membahayakan pasukan Jerman dan memaksa mereka untuk pergi.
"Jika Amerika Serikat mereduksi diri menjadi sebuah kontingen kecil di Afghanistan, tidak ada alasan bagi kami untuk melanjutkan misi lagi," kata Kujat kepada surat kabar Jerman Tagesspiegel, Kamis (27/12/2018).
Mantan kepala Bundeswehr itu mengatakan "tidak mungkin" bagi pasukan Jerman untuk tetap berada di Afghanistan jika mereka tidak dapat diberikan jaminan perlindungan dan dukungan.
Namun, Kujat menambahkan bahwa ia mengharapkan anggota NATO lainnya untuk meningkatkan kontribusi untuk menebus penarikan pasukan AS.
Menteri Negara di Kementerian Luar Negeri Jerman Niels Annen juga menyatakan frustrasi dengan pengumuman Amerika.
"Kami telah memperhatikan berulang kali bahwa pemerintahan Trump tidak terlalu menghargai koordinasi yang erat dengan sekutunya. Kami saat ini berusaha mencapai kejelasan dengan berbicara kepada rekan-rekan kami di Washington dan Kabul," kata Annen.
Presiden AS Donald Trump dilaporkan memerintahkan penarikan sekitar 7.000 tentara, setengah dari jumlah total pasukan Amerika di negara itu, dari Afghanistan pekan lalu.
"Tak Tergantikan"
Komentar Trump baru-baru ini tentang penghentian kehadiran militer AS di Timur Tengah juga telah mengkhawatirkan banyak politisi Jerman.
Ketua Komite Kebijakan Luar Negeri Parlemen Jerman Norbert Rottgen menolak pernyataan Trump tentang Amerika tidak lagi menjadi "Polisi Timur Tengah," dengan alasan bahwa AS adalah kekuatan "tak tergantikan" dalam menjaga "tatanan dunia, stabilitas, keseimbangan, dan diplomasi."
Jerman memiliki sekitar 1.100 tentara yang ditempatkan di Afghanistan, yang sebagian besar dikerahkan di dekat kota utara Mazar-i-Sharif.
Pengerahan itu merupakan bagian dari misi "Dukungan Tegas" NATO, yang mengklaim untuk melatih dan memberi nasihat kepada pasukan keamanan Afghanistan. Misi ini juga bertindak sebagai pasukan pendukung pengintaian dan intelijen untuk pasukan NATO lainnya.
Misi luar negeri Bundeswehr membutuhkan persetujuan dari parlemen Jerman. Persetujuan parlemen untuk misi Afghanistan akan berakhir pada Maret 2019. (st/ptv)