View Full Version
Rabu, 09 Jan 2019

Takut Dideportasi, Lusinan Muslim Rohingya Melarikan Diri dari India Menuju Bangladesh

DHAKA, BANGLADESH (voa-islam.com) - Lusinan Muslim Rohingya telah melarikan diri dari India menuju ke Bangladesh dalam beberapa hari terakhir, kata para pejabat Selasa (8/1/2019), ketika New Delhi menghadapi kecaman karena mendeportasi minoritas yang paling teraniaya di dunia itu ke Myanmar.

Pekan lalu India menyerahkan keluarga Rohingya yang terdiri dari lima orang ke pihak berwenang Myanmar, meskipun tentara di sana dituduh melakukan genosida terhadap kelompok yang tidak memiliki kewarganegaraan tersebut.

Pemulangan paksa - yang kedua dalam beberapa bulan terakhir - dikritik oleh PBB dan kelompok hak asasi yang mengatakan India mengabaikan hukum internasional dan mengirim Rohingya ke dalam bahaya.

India, yang bukan merupakan penandatangan Konvensi Pengungsi AS, menangkap 230 Muslim Rohingya pada tahun 2018 - yang terbanyak dalam bertahun-tahun ketika kelompok radikal Hindu menyerukan agar umat Muslim yang tak punya tempat tinggal itu harus dideportasi secara massal.

Para pejabat perbatasan dan polisi Bangladesh mengatakan, puluhan Rohingya telah ditahan ketika menyeberang dari India dalam sepekan terakhir. Mereka dikirim ke kamp-kamp pengungsi di selatan negara itu, tempat satu juta Muslim terlantar tinggal dalam kesulitan.

Persekusi di India, dan ketakutan akan deportasi ke Myanmar, telah memicu eksodus baru-baru ini, kata para pejabat Bangladesh.

"Mereka memberi tahu kami bahwa mereka panik setelah India mulai menahan para pengungsi Rohingya dan mendeportasi mereka ke Myanmar," kata Shahjahan Kabir, seorang kepala polisi di kota Brahmanpara di perbatasan Bangladesh timur.

Dia mengatakan kepada AFP bahwa 17 Rohingya ditahan Kamis lalu setelah menyeberang ke Bangladesh, diikuti oleh 31 lainnya di titik perbatasan yang berbeda. Sebagian besar telah tinggal di India hingga enam tahun, tambah Kabir.

Di Cox's Bazar, distrik perbatasan tempat sekitar 720.000 Rohingya mengungsi dari penumpasan tentara Myanmar pada Agustus 2017, pejabat setempat mengatakan setidaknya 57 telah tiba dalam beberapa hari terakhir.

"Mereka datang dari tempat-tempat seperti Hyderabad dan Jammu dan Kashmir," kata Rezaul Karim, administrator pemerintah dari kamp pengungsi raksasa Kutupalong di Cox's Bazar. Hyderabad adalah kota besar di India selatan dan Jammu dan Kashmir satu-satunya wilayah mayoritas Muslim di bawah kendali India.

Selama beberapa dasawarsa, Rohingya menghadapi penganiayaan dan pogrom di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, yang menolak untuk mengakui mereka sebagai warga negara dan secara salah menyebut mereka sebagai imigran ilegal "Bengali".

Mereka terkonsentrasi di negara bagian Rakhine, pusat serangan brutal tentara Myanmar pada Agustus 2017 yang oleh peneliti AS disebut sebagai genosida.

Amnesty International, di antara kelompok-kelompok hak asasi lainnya, telah mengecam India karena secara paksa memulangkan Rohingya ke Myanmar ketika penganiayaan di Rakhine sedang berlangsung.

Lusinan Rohingya juga dideportasi dari Arab Saudi ke Bangladesh pada akhir pekan, lapor situs web Middle East Eye yang berbasis di London.

Para pejabat India mengatakan sekitar 40.000 Rohingya tinggal di India. Badan Pengungsi PBB mengatakan sekitar 18.000 Rohingya terdaftar di UNHCR. (st/hd)


latestnews

View Full Version