EMILIA-ROGMANA, ITALIA (voa-islam.com) - Kursus bahasa Arab dan agama Islam yang direncanakan akan diajarkan di sebuah sekolah di wilayah Emilia-Romagna Italia utara ditangguhkan setelah menerima reaksi dari partai anti-imigran dan kanan-tengah, media setempat melaporkan Sabtu (12/1/2019).
Anggota Majelis Regional Emilia-Romagna dari partai Liga anti-imigrasi yang berkuasa, Stefano Bargi dan seorang wakil dari partai itu, Guglielmo Golinelli menentang kursus tersebut mengklaim bahwa hal itu bertentangan dengan "standar pengajaran Barat" mereka.
"Di sekolah kami bahasa Italia dan budaya Barat diajarkan. Kami benar-benar menentang penggunaan kelas sekolah umum oleh yayasan Islam untuk mengajarkan pelajaran bahasa Arab dan Islam," kata penyiar layanan publik Inggris BBC mengutip perkataan Golinelli.
Inisiatif ini dimulai oleh Asosiasi Kebudayaan Islam bernama "La Pace [Perdamaian]" setelah menerima persetujuan dari administrasi sekolah di kota San Felice Sul Panaro. Pelajaran direncanakan akan diajarkan kepada anak-anak sebagian besar dari keluarga Timur Tengah dan Afrika Utara tetapi mereka juga akan terbuka untuk anak-anak Italia. Direncanakan sekitar 200 siswa yang berusia antara 6 dan 14 tahun akan menghadiri kelas, yang akan diajarkan oleh para guru sukarela.
Dalam pernyataan bersama, partai-partai kanan tengah di wilayah itu mengklaim bahwa mengajar tentang Italia dan Konstitusi Italia kepada anak-anak imigran akan lebih bermanfaat dalam hal integrasi daripada kelas-kelas bahasa Arab atau agama Islam.
Politisi lain dari partai kanan-tengah Forza Italia, Enrico Aimi mengklaim bahwa "sekolah itu diubah menjadi masjid."
Menanggapi reaksi, penyelenggara kursus mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk mengajar anak-anak betapa damai Islam sebagai sebuah agama, bukannya mereka belajar budaya Arab dan Islam dari internet melalui sumber yang salah.
Di sisi lain, pemerintah kota kabupaten mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jum'at bahwa kursus serupa diajarkan di masa lalu, tetapi tidak mendapatkan reaksi seperti ini, mengatakan bahwa reaksi tersebut adalah propaganda sebelum pemilihan lokal yang akan diadakan di beberapa bulan mendatang. (st/aa)