View Full Version
Rabu, 23 Jan 2019

Assad Cabut Visa Khusus untuk Para Diplomat Eropa

DAMASKUS, SURIAH (voa-islam.com) - Presiden Suriah Bashar Assad telah mencabut visa khusus bagi para diplomat dan pejabat UE yang melakukan perjalanan secara teratur antara Beirut dan Damaskus, mempersulit upaya untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban perang saudara, tiga diplomat senior Uni Eropa mengatakan.

Sejak konflik pecah di Suriah pada tahun 2011, Uni Eropa telah menggunakan ibukota Libanon, kota besar terdekat, untuk pangkalan diplomatiknya sementara menutup sebagian besar kedutaan di Damaskus sebagai protes atas apa yang mereka gambarkan sebagai serangan brutal Assad terhadap oposisi.

Tetapi izin khusus untuk menggunakan multi-visa Suriah untuk akses ke Damaskus dibatalkan pada awal Januari tanpa ada penjelasan dari Suriah.
Rezim, kata para diplomat UE, berarti personil harus mengajukan permohonan visa masuk satu kali yang menghabiskan waktu setiap kali mereka ingin bepergian.

Para diplomat UE yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan mereka percaya itu adalah upaya untuk mencoba memaksa pemerintah dan blok Eropa untuk membuka kembali kedutaan besar di Damaskus, ketika tentara Suriah, yang didukung oleh pasukan Komunis Rusia dan Syi'ah Iran, mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar negara itu.

"Ini adalah masalah serius bagi bantuan kemanusiaan UE," kata seorang diplomat UE. "Ini adalah tindakan yang menghantam para diplomat dan staf kedutaan pemerintah Eropa dan lembaga-lembaga Uni Eropa."

Reuters tidak dapat segera menghubungi pejabat Kementerian Luar Negeri Suriah untuk memberikan komentar.

Setelah lebih dari tujuh tahun perang yang menghancurkan, Komisi Eropa, eksekutif Uni Eropa, telah menyalurkan hampir 909,44 juta USD untuk makanan, obat-obatan dan tempat tinggal bagi warga Suriah di dalam negara tersebut.

Tidak ada perkiraan segera tersedia untuk dampak larangan multi-visa, tetapi juru bicara Komisi mengatakan bahwa blok itu "melakukan segala daya kami untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meminimalkan dampak pada pengiriman bantuan kemanusiaan Uni Eropa di dalam wilayah Suriah."

Uni Eropa, yang memberlakukan sanksi ekonomi terakhir terhadap rezim Assad pada hari Senin, mengatakan tidak akan mengubah kebijakannya sampai transisi politik dari Assad berlangsung sebagai bagian dari proses perdamaian yang dipimpin oleh PBB.

Tetapi para diplomat UE juga mengatakan Assad merasa jauh lebih aman dalam posisinya daripada beberapa tahun yang lalu ketika ia mengkonsolidasikan kemajuan teritorial dan negara-negara lain mempertimbangkan kembali posisi mereka.

"Sejauh ini, Uni Eropa bersatu dalam kebijakannya bahwa kami tidak akan berurusan dengan Assad, tetapi ia tampaknya merasa posisi tawarnya lebih kuat sekarang," kata seorang diplomat kedua. (st/AN)


latestnews

View Full Version