View Full Version
Senin, 28 Jan 2019

IS Nyatakan Bertanggung Jawab Atas Serangan Bom Jibaku Kembar di Gereja Jolo Filipina

JOLO, FILIPINA (voa-islam.com) - Kelompok Islamic State (IS) menyatakan bertanggung jawab atas serangan pemboman jibaku kembar di gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo, Sulu hari Ahad (27/1/2019).

Islamic State menggambarkan sasaran itu sebagai "kuil Kristen," mengatakan bahwa itu dibom selama "pertemuan Tentara Salib untuk melakukan ritual politeis mereka." Pembom jibaku pertama konon "meledakkan sabuk peledaknya di gerbang," sementara yang kedua meledakkan dirinya di atau dekat "garasi parkir." IS mengklaim bahwa "40 Tentara Salib," termasuk 7 "penjaga keamanan" terbunuh, dan sekitar 80 lainnya terluka.

Laporan singkat Islamic State tentang serangan itu umumnya konsisten dengan pelaporan independen. Kolonel Gerry Besana, seorang juru bicara militer, mengatakan kedua pemboman itu terjadi pertama kali di dalam dan kemudian di luar gereja. Yang kedua "meledak di tempat parkir terdekat ketika para jemaat panik dan bergegas keluar," menurut The New York Times, yang merangkum pernyataan Besana.

Hitungan korban masih belum final, tetapi terus naik sepanjang hari, ketika ada lusinan di antara orang yang mati atau terluka.

Pihak berwenang di Filipina dengan cepat menunjuk kepada Kelompok Abu Sayyaf (ASG). Abu Sayyaf, yang sebelumnya berafiliasi dengan Al-Qaidah, bersumpah setia kepada Islamic State pada Juni 2016. Tidak jelas berapa banyak anggota kelompok itu tetap setia pada IS setelah kematian Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyafyang bersumpah setia kepada Abu Bakar al-Baghdadi, pada tahun 2017. Laporan menyebutkan beberapa faksi jelas masih bagian dari jaringan Islamic State.

IS mengatakan bahwa pemboman hari ini dilakukan oleh "provinsi" Asia Timur, yang meliputi faksi-faksi Abu Sayyaf.

Apakah beroperasi sebagai Abu Sayyaf atau Islamic State, para jihadis itu telah lama menargetkan orang Kristen di Filipina. Menurut The Straits Times, Abu Sayyaf menargetkan Katedral Our Lady of Mount Carmel setidaknya dua kali sebelumnya - sekali pada 2010 dan lagi pada 2013. Mengutip Octavio Dinampo, seorang "pembela perdamaian" yang diculik oleh Abu Sayyaf pada 2008, the Inquirer melaporkan bahwa plot bom baru yang menargetkan gereja ditemukan beberapa bulan kemudian. Sebuah jalan di depan katedral ditutup karena alasan keamanan, tetapi dilaporkan dibuka kembali setelah digugat penduduk setempat. (st/tlwj)


latestnews

View Full Version